Waspada! Bos JP Morgan Ungkap Ancaman Resesi & Inflasi Akibat Kebijakan Tarif Trump, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Selasa, 8 April 2025 oleh aisyiyah

Waspada! Bos JP Morgan Ungkap Ancaman Resesi & Inflasi Akibat Kebijakan Tarif Trump, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Alarm dari Bos JP Morgan: Kebijakan Tarif Trump Berpotensi Picu Inflasi dan Resesi

CEO JP Morgan Chase, Jamie Dimon, membunyikan lonceng peringatan bagi ekonomi global. Dalam surat tahunannya kepada para pemegang saham, Dimon menyoroti potensi dampak negatif dari kebijakan tarif impor yang diumumkan Presiden AS Donald Trump. Meskipun belum dapat memastikan apakah kebijakan tersebut akan langsung memicu resesi, Dimon mengungkapkan kekhawatirannya.

"Tarif baru-baru ini kemungkinan besar akan memicu inflasi dan meningkatkan kekhawatiran banyak pihak akan potensi resesi," ungkap Dimon.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa meskipun belum tentu resesi, kebijakan tersebut hampir pasti akan memperlambat laju pertumbuhan ekonomi.

Posisi AS di Panggung Dunia Terancam

Tak hanya berdampak pada ekonomi, Dimon juga menyoroti potensi dampak negatif kebijakan Trump terhadap posisi Amerika Serikat di mata dunia. Ia menekankan bahwa kekuatan AS selama ini dibangun di atas fondasi ekonomi, militer, dan moral yang kokoh.

"Perpecahan dalam aliansi militer dan ekonomi Barat akan melemahkan Amerika Serikat dalam jangka panjang," tegas Dimon. Ia juga mengingatkan bahwa keamanan dan ekonomi saling berkaitan erat, dan perang ekonomi di masa lalu seringkali menjadi pemicu konflik militer.

Tantangan Geopolitik dan Bayang-bayang Resesi

Dimon bukanlah orang baru dalam menyuarakan kekhawatirannya terhadap isu geopolitik. Dalam surat-surat sebelumnya, ia telah memperingatkan tentang dampak konflik seperti perang di Ukraina dan Timur Tengah terhadap ekonomi global. Menurutnya, konflik-konflik tersebut dapat menciptakan efek domino yang mengguncang perekonomian dunia.

Kondisi Ekonomi AS Saat Ini

Meskipun dibayangi ketidakpastian, Dimon menilai ekonomi AS saat ini masih cukup tangguh. Daya beli konsumen yang masih kuat dan kondisi bisnis yang relatif sehat menjadi faktor penopang. Namun, ia tetap mengingatkan pentingnya kewaspadaan mengingat dinamika global yang terus berubah.