Waspada! 6 Makanan Pemicu Kanker yang Harus Anda Hindari Sekarang Juga Demi Kesehatan Anda
Kamis, 10 April 2025 oleh aisyiyah
Wajib Diwaspadai! 6 Jenis Makanan yang Disukai Sel Kanker
Kanker masih menjadi momok menakutkan dan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Sayangnya, gaya hidup yang kurang sehat, terutama pola makan sembarangan, menjadi salah satu faktor pemicu utama penyakit ini. Sel kanker, seperti sel-sel lain dalam tubuh, membutuhkan nutrisi untuk tumbuh dan berkembang. Dan tahukah Anda, beberapa makanan yang kita konsumsi sehari-hari justru menjadi sumber “santapan” favorit bagi sel-sel jahat ini.
Berdasarkan riset dari Cancer Research UK, zat karsinogenik adalah pemicu utama pertumbuhan kanker. Mari kita ulas enam jenis makanan yang perlu diwaspadai karena berpotensi meningkatkan risiko kanker.
1. Olahan Daging (Sosis, Nugget, Kornet)
Sosis, nugget, kornet, dendeng, ham, dan salami—siapa yang tak tergoda dengan kelezatannya? Namun, di balik kenikmatannya, daging olahan yang diawetkan dengan cara diasapi, diasinkan, atau dikalengkan, terutama daging merah, menyimpan potensi bahaya. Proses pengawetan ini dapat menghasilkan zat karsinogenik. Studi pada tahun 2018 menunjukkan bahwa penggunaan nitrit dalam pengawetan daging dapat membentuk senyawa N-nitroso, sementara pengasapan menghasilkan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH), keduanya bersifat karsinogenik. Riset lebih lanjut di tahun 2019 juga mengaitkan daging olahan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal dan kanker lambung.
2. Gorengan
Gurih dan renyah, gorengan memang sulit ditolak. Tapi, proses penggorengan pada suhu tinggi menghasilkan senyawa akrilamida yang menurut IARC (Badan Internasional untuk Penelitian Kanker) berpotensi bersifat karsinogenik bagi manusia. Sebuah studi di tahun 2020 mengungkap bahwa akrilamida dapat merusak DNA dan memicu apoptosis (kematian sel). Selain itu, konsumsi gorengan berlebihan juga meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan obesitas, yang pada gilirannya memicu stres oksidatif dan peradangan – kondisi yang memperbesar risiko kanker.
3. Makanan yang Dimasak Terlalu Lama
Memasak makanan, terutama daging, dalam waktu yang terlalu lama dengan suhu tinggi dapat menghasilkan PAH dan amina heterosiklik (HCA), keduanya merupakan zat karsinogenik yang dapat memicu perubahan DNA sel. Untuk mengurangi risiko ini, pilihlah metode memasak yang lebih sehat seperti merebus, memanggang dengan suhu rendah, atau menggunakan slow cooker.
4. Produk Susu
Meskipun kalsium penting untuk kesehatan tulang, studi menunjukkan adanya kaitan antara asupan kalsium tinggi dari produk susu (susu, keju, yogurt) dengan peningkatan risiko kanker prostat. Hal ini diduga karena produk susu dapat menurunkan hormon penting yang melindungi pria dari kanker prostat. Selain itu, sebuah ulasan di tahun 2020 menunjukkan bahwa konsumsi produk olahan susu meningkatkan kadar faktor pertumbuhan mirip insulin 1 (IGF-1), yang dikaitkan dengan risiko kanker prostat yang lebih tinggi.
5. Makanan dan Minuman Manis & Karbohidrat Olahan
Minuman manis, kue, roti putih, nasi putih, dan sereal manis, meskipun nikmat, dapat secara tidak langsung meningkatkan risiko kanker. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan diabetes tipe 2 dan obesitas, yang memicu peradangan dan stres oksidatif, sehingga meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker ovarium, payudara, dan endometrium. Gula darah tinggi akibat konsumsi tinggi gula dan karbohidrat olahan juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal. Gantilah dengan alternatif yang lebih sehat seperti roti dan pasta gandum utuh, nasi merah, dan gandum.
6. Alkohol
Konsumsi alkohol berlebihan terbukti meningkatkan risiko kanker mulut, kerongkongan, hati, usus besar, dubur, dan payudara. Alkohol bahkan dianggap sebagai penyebab utama kanker kedua di dunia setelah merokok. Asetaldehida, hasil metabolisme alkohol, merusak DNA, meningkatkan stres oksidatif, dan mengganggu sistem kekebalan tubuh. Pada wanita, alkohol meningkatkan kadar estrogen, yang dikaitkan dengan risiko kanker payudara reseptor estrogen positif.
FAQ: Seputar Makanan dan Risiko Kanker
Pertanyaan dari Ani: Benarkah semua jenis gorengan berbahaya?
Jawaban dari Dr. Aisah Dahlan: Tidak semua gorengan berbahaya. Kuncinya ada pada jenis minyak dan suhu penggorengan. Penggunaan minyak sehat dan suhu yang tepat dapat meminimalisir pembentukan akrilamida. Namun, tetap batasi konsumsinya.
Pertanyaan dari Budi: Bagaimana dengan susu nabati, apakah aman?
Jawaban dari Dr. Zaidul Akbar: Susu nabati seperti susu almond, kedelai, atau oat bisa menjadi alternatif yang baik, terutama bagi yang sensitif terhadap susu sapi. Namun, perhatikan kandungan gula tambahan dalam produk susu nabati kemasan.
Pertanyaan dari Citra: Apakah daging merah sama sekali tidak boleh dikonsumsi?
Jawaban dari Prof. Ari Fahrial Syam: Daging merah tetap boleh dikonsumsi, namun dalam porsi yang wajar dan tidak berlebihan. Pilihlah daging segar berkualitas baik dan olah dengan cara yang sehat, seperti direbus atau dipanggang.
Pertanyaan dari Dedi: Apakah semua jenis alkohol meningkatkan risiko kanker?
Jawaban dari Dr. Lula Kamal: Semua jenis minuman beralkohol, terlepas dari jenisnya, meningkatkan risiko kanker jika dikonsumsi berlebihan. Batasi konsumsinya atau hindari sama sekali untuk mengurangi risiko.
Pertanyaan dari Eka: Apakah karbohidrat olahan sama sekali tidak boleh dikonsumsi?
Jawaban dari Emilia Achmadi, MSc., RD: Karbohidrat olahan sebaiknya dibatasi dan diganti dengan karbohidrat kompleks seperti nasi merah, roti gandum, dan umbi-umbian. Karbohidrat kompleks memberikan energi yang lebih tahan lama dan kaya serat.
Pertanyaan dari Fajar: Bagaimana cara mengurangi risiko kanker dari makanan yang dimasak terlalu lama?
Jawaban dari Chef Juna: Hindari memasak makanan dengan suhu tinggi dalam waktu lama. Pilih metode memasak seperti merebus, mengukus, atau memanggang dengan suhu rendah. Anda juga bisa menggunakan slow cooker untuk meminimalisir pembentukan zat karsinogenik.