Temukan Fakta Baru, Pemilik Pabrik di Cilegon Minta Maaf Usai Diduga Diperas Pengusaha Mencari Keadilan yang Sesungguhnya
Kamis, 15 Mei 2025 oleh aisyiyah
Usai Heboh Dugaan Pemerasan, Pemilik Pabrik di Cilegon Sampaikan Permohonan Maaf
Jakarta, KOMPAS.com - Pasca viralnya video yang memperlihatkan sejumlah oknum pengusaha diduga meminta proyek secara paksa, Direktur Legal, Hubungan Eksternal, dan Ekonomi Sirkular Chandra Asri Group, Edi Rivai, menyampaikan permohonan maaf. Permintaan maaf ini terkait dengan kegaduhan yang timbul akibat peristiwa tersebut.
Kegaduhan ini bermula dari proyek pembangunan pabrik kimia chlor alkali-ethylene dichloride (CA-EDC) di Cilegon, sebuah proyek ambisius yang tengah dikembangkan oleh anak perusahaan Chandra Asri. Video yang beredar luas memicu perdebatan dan kekhawatiran tentang praktik bisnis yang tidak sehat.
"Kami memohon maaf atas kegaduhan yang terjadi belakangan ini terkait proyek ini. Kami berharap masalah ini bisa segera diselesaikan dan kita semua bisa bersatu untuk memajukan Indonesia," ujar Edi Rivai saat memberikan keterangan di Kantor Kementerian Investasi, Jakarta, pada hari Rabu (14/5/2025).
Edi juga menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) atas fasilitasi pertemuan antara pihak perusahaan dengan pemerintah provinsi Banten, Polda Banten, serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Pertemuan tersebut diharapkan dapat menjadi titik terang dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.
Lebih lanjut, Edi Rivai menegaskan komitmen Chandra Asri untuk terus berinvestasi di Indonesia. Perusahaan berjanji akan selalu mematuhi semua peraturan yang berlaku.
"Komitmen kami adalah untuk terus berinvestasi dan selalu taat pada peraturan yang ada. Kami berharap proyek ini dapat berjalan lancar sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan. Kami juga terbuka untuk kolaborasi dan inovasi, serta berharap ke depannya tidak ada lagi kejadian serupa," tambahnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, beberapa hari terakhir media sosial dihebohkan dengan video viral yang memperlihatkan sejumlah oknum yang mengklaim sebagai pengusaha lokal di Cilegon, Banten, diduga meminta jatah proyek tanpa melalui proses tender yang seharusnya. Oknum-oknum tersebut dikabarkan meminta proyek senilai Rp 5 triliun kepada PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAA), anak perusahaan kimia terbesar di Indonesia. Dalam video tersebut, terlihat perwakilan Kadin Cilegon terlibat perdebatan dengan pihak Chengda Engineering (CEE), kontraktor pembangunan asal China yang ditunjuk oleh CAA.
Praktik pemerasan dalam proyek bisnis tentu sangat merugikan dan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Berikut beberapa tips yang bisa kita terapkan untuk mencegah hal tersebut terjadi:
1. Tetapkan Proses Tender yang Transparan dan Akuntabel - Pastikan semua tahapan tender dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan. Contohnya, umumkan informasi tender secara luas dan libatkan pihak independen sebagai pengawas.
2. Bangun Komunikasi yang Baik dengan Masyarakat Lokal - Jalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar proyek. Libatkan mereka dalam proses perencanaan dan pelaksanaan proyek, misalnya melalui program CSR yang bermanfaat.
3. Laporkan Segera Tindakan Pemerasan kepada Pihak Berwajib - Jangan ragu untuk melaporkan jika ada pihak yang mencoba melakukan pemerasan atau intimidasi. Semakin cepat dilaporkan, semakin cepat pula tindakan pencegahan dapat dilakukan.
4. Perkuat Sistem Pengawasan Internal - Bentuk tim khusus yang bertugas untuk mengawasi jalannya proyek dan memastikan tidak ada praktik korupsi atau pemerasan yang terjadi. Tim ini harus memiliki integritas dan independensi yang tinggi.
5. Edukasi dan Sosialisasi Anti-Korupsi - Lakukan pelatihan dan sosialisasi secara berkala kepada seluruh karyawan dan mitra kerja tentang pentingnya integritas dan bahaya korupsi. Ini akan meningkatkan kesadaran dan mencegah terjadinya tindakan yang merugikan.
Apa tanggapan Ibu Ani terkait kasus dugaan pemerasan yang menimpa Chandra Asri di Cilegon?
Menurut Ibu Ani Yudhoyono (Pengamat Ekonomi): "Kasus seperti ini sangat disayangkan. Transparansi dan tata kelola yang baik adalah kunci untuk mencegah praktik-praktik yang merugikan investasi di Indonesia. Pemerintah perlu bertindak tegas untuk melindungi investor dan menciptakan iklim usaha yang kondusif."
Bagaimana menurut Bapak Budi dampak kasus ini terhadap iklim investasi di Banten?
Kata Bapak Budi Gunawan (Kapolda Banten): "Kami dari kepolisian akan menindak tegas segala bentuk premanisme dan pemerasan yang dapat mengganggu stabilitas investasi di Banten. Kami berkomitmen untuk memberikan rasa aman kepada para investor agar mereka dapat berinvestasi dengan tenang dan nyaman."
Apa langkah konkret yang akan diambil oleh Bapak Joko untuk mencegah kejadian serupa terulang?
Kata Bapak Joko Widodo (Presiden RI): "Pemerintah akan terus meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum terhadap praktik-praktik korupsi dan pemerasan. Kami juga akan mendorong peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam semua proyek pembangunan, serta melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan."
Apa saran dari Ibu Susi untuk perusahaan agar terhindar dari praktik pemerasan?
Kata Ibu Susi Pudjiastuti (Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan): "Perusahaan harus berani menolak segala bentuk permintaan yang tidak wajar dan melaporkan kepada pihak berwajib jika ada indikasi pemerasan. Jangan takut untuk melawan, karena kebenaran harus ditegakkan."
Sebagai pengusaha muda, apa pendapat Mas Sandiaga Uno tentang kasus ini?
Kata Sandiaga Uno (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif): "Kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Kita harus membangun ekosistem bisnis yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan. Kolaborasi antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif."