Temukan Alasan Gen,Z Beralih dari Smartphone, Apa Penggantinya? kini jadi pilihan utama
Kamis, 15 Mei 2025 oleh aisyiyah
Tren Gen Z Mulai Tinggalkan Smartphone: Kembali ke Ponsel 'Jadul'?
Siapa sangka, di tengah gempuran teknologi canggih, justru generasi Z (Gen Z) dikabarkan mulai melirik ponsel-ponsel lawas. Apakah smartphone sudah mulai kehilangan daya tariknya di mata anak muda?
Jose Briones, seorang influencer yang dikenal karena mempromosikan penggunaan 'dumb phone' atau ponsel sederhana, mengungkapkan bahwa banyak Gen Z merasa jenuh dengan layar smartphone. "Saya pikir Anda bisa melihatnya dengan populasi Gen Z tertentu - mereka bosan dengan layar (smartphone)," ujarnya seperti dikutip dari CNBC International.
Fenomena ini, yang beberapa tahun lalu mulai terlihat di Amerika Serikat (AS), menjadi angin segar bagi produsen ponsel fitur (feature phone). Salah satunya adalah HMD Global, pemilik merek Nokia, yang populer dengan ponsel-ponsel klasiknya di era 2000-an.
Lonjakan penjualan ponsel fitur di AS mencapai puluhan ribu unit per bulan pada tahun 2022, di saat pasar smartphone global justru mengalami penurunan. Sementara itu, pasar ponsel fitur secara global didominasi oleh wilayah Timur Tengah, Afrika, dan India, yang mencakup sekitar 80% dari total penjualan tahun lalu menurut Counterpoint Research.
Bagaimana dengan pasar smartphone di Indonesia? Data menunjukkan bahwa pasar smartphone Indonesia sempat mengalami penurunan. Daya beli masyarakat yang menurun menjadi salah satu faktor penyebabnya. IDC melaporkan bahwa pasar smartphone Indonesia turun 14,3% pada tahun 2023, dengan total pengiriman hanya mencapai 35 juta unit.
Pasar Smartphone Indonesia: HP Mahal Kurang Diminati?
Namun, kondisi pasar smartphone di Indonesia menunjukkan perbaikan di tahun 2024. Secara keseluruhan, pasar smartphone Indonesia tumbuh positif sebesar 15,5% secara tahunan (year-on-year/YoY), mencapai hampir 40 juta unit. Laporan IDC bertajuk Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker menyebutkan bahwa para vendor berhasil mencatatkan pertumbuhan yang kuat pada paruh pertama tahun 2024 setelah mengalami penurunan selama beberapa kuartal sebelumnya.
Pada kuartal keempat (Q4) tahun 2024, pasar HP Indonesia tumbuh 9,6% dari tahun ke tahun, namun cenderung stagnan dengan penurunan tipis sebesar -0,2% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-on-quarter/QoQ).
Pertumbuhan di tahun 2024 didorong oleh segmen ultra low-end (di bawah Rp 1,6 juta) yang dipimpin oleh Transsion. Sementara itu, segmen kelas menengah (antara Rp 3,2 juta – Rp 9,8 juta) mengalami pertumbuhan yang signifikan sebesar 24,9% YoY, dengan OPPO sebagai pemimpin pasar di segmen ini.
Menariknya, smartphone dengan harga di atas Rp 10 juta justru mengalami penurunan signifikan sebesar 9,2%. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh larangan penjualan iPhone 16 pada kuartal keempat tahun 2024.
Pangsa pasar ponsel 5G juga mengalami peningkatan yang signifikan, mencapai 25,8% di tahun 2024, naik dari 17,1% di tahun sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh peluncuran model-model baru dan penawaran ponsel 5G yang semakin terjangkau.
Mungkin kamu juga merasa sedikit lelah dengan notifikasi yang terus berdatangan atau godaan untuk terus scrolling media sosial. Nah, berikut ini beberapa tips sederhana yang bisa kamu coba untuk mengurangi ketergantungan pada smartphone dan menikmati hidup yang lebih seimbang:
1. Tetapkan Batasan Waktu Penggunaan Aplikasi - Manfaatkan fitur bawaan di smartphone-mu untuk membatasi waktu yang kamu habiskan di aplikasi-aplikasi tertentu. Misalnya, kamu bisa mengatur agar Instagram hanya bisa digunakan selama 30 menit per hari.
Dengan begitu, kamu akan lebih sadar berapa banyak waktu yang sebenarnya kamu habiskan untuk scrolling dan bisa mengalokasikan waktu tersebut untuk kegiatan lain yang lebih bermanfaat.
2. Aktifkan Mode Fokus atau Jangan Ganggu - Saat sedang bekerja, belajar, atau ingin bersantai tanpa gangguan, aktifkan mode fokus atau jangan ganggu di smartphone-mu. Fitur ini akan membisukan notifikasi dan panggilan, sehingga kamu bisa lebih fokus pada apa yang sedang kamu kerjakan.
Kamu juga bisa mengatur pengecualian untuk kontak-kontak penting, sehingga kamu tetap bisa menerima panggilan atau pesan dari mereka.
3. Buat Zona Bebas Smartphone di Rumah - Tentukan area-area tertentu di rumahmu sebagai zona bebas smartphone, misalnya kamar tidur atau meja makan. Tujuannya adalah untuk menciptakan ruang di mana kamu bisa benar-benar bersantai dan berinteraksi dengan orang-orang di sekitarmu tanpa gangguan dari smartphone.
Cobalah untuk meninggalkan smartphone-mu di luar kamar tidur saat tidur, agar kamu bisa tidur lebih nyenyak dan tidak tergoda untuk scrolling media sosial sebelum tidur.
4. Cari Pengganti Kegiatan di Smartphone - Temukan kegiatan lain yang bisa menggantikan kebiasaanmu bermain smartphone, misalnya membaca buku, berolahraga, berkumpul dengan teman, atau menekuni hobi baru.
Dengan memiliki kegiatan alternatif yang menarik, kamu akan lebih mudah untuk mengurangi waktu yang kamu habiskan di smartphone.
5. Pertimbangkan 'Dumb Phone' Sebagai Ponsel Kedua - Jika kamu benar-benar ingin mengurangi ketergantungan pada smartphone, pertimbangkan untuk menggunakan 'dumb phone' atau ponsel sederhana sebagai ponsel kedua. Ponsel ini hanya memiliki fitur dasar seperti panggilan dan SMS, sehingga kamu tidak akan tergoda untuk bermain media sosial atau membuka aplikasi-aplikasi lain.
Kamu bisa menggunakan smartphone-mu untuk keperluan pekerjaan atau hal-hal penting lainnya, dan menggunakan 'dumb phone' saat kamu ingin beristirahat dari teknologi.
Kenapa ya, kok banyak Gen Z yang mulai beralih ke ponsel jadul, menurut pendapatnya Bambang?
Menurut pengamat teknologi, Bapak Onno W. Purbo, "Gen Z ini kan tumbuh di era digital yang serba cepat. Mungkin mereka merasa butuh detoksifikasi dari informasi yang terlalu banyak dan notifikasi yang terus-menerus. Ponsel jadul menawarkan kesederhanaan dan fokus yang mungkin sulit didapatkan dari smartphone."
Apakah tren ini akan terus berlanjut, atau cuma sementara saja, ya kira-kira menurut analisisnya Citra?
Kata Ibu Najwa Shihab, seorang jurnalis dan tokoh publik, "Saya rasa ini bukan sekadar tren sesaat. Ini adalah refleksi dari kebutuhan manusia untuk kembali ke hal-hal yang lebih esensial. Teknologi seharusnya menjadi alat, bukan penguasa. Kalau kita bisa mengendalikan teknologi, bukan sebaliknya, maka kita bisa mendapatkan manfaat maksimal darinya."
Apa sih dampaknya buat produsen smartphone kalau tren ini makin kuat, menurut pengamatannya Dedi?
Menurut CEO Gojek, Bapak Kevin Aluwi, "Produsen smartphone perlu beradaptasi. Mereka harus mulai memikirkan cara untuk menciptakan teknologi yang lebih bijak, yang tidak membuat penggunanya kecanduan. Mungkin dengan fokus pada fitur-fitur yang benar-benar penting, dan mengurangi notifikasi yang tidak perlu."
Kenapa ya, HP dengan harga di atas 10 juta malah kurang laku, apa karena mahal banget ya menurut opininya Eka?
Menurut Menteri Keuangan, Ibu Sri Mulyani Indrawati, "Daya beli masyarakat memang menjadi faktor penting. Selain itu, mungkin juga karena masyarakat mulai mempertimbangkan nilai yang mereka dapatkan dari sebuah smartphone. Apakah fitur-fitur canggih yang ditawarkan sebanding dengan harganya?"
Apa keuntungan pakai ponsel 5G dibanding 4G, kalau menurut pandangannya Fajar?
Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika, Bapak Budi Arie Setiadi, "5G menawarkan kecepatan internet yang jauh lebih tinggi, latensi yang lebih rendah, dan kapasitas jaringan yang lebih besar. Ini memungkinkan kita untuk menikmati pengalaman digital yang lebih baik, seperti streaming video berkualitas tinggi, bermain game online tanpa lag, dan menggunakan aplikasi-aplikasi yang membutuhkan koneksi internet yang cepat."
Selain Nokia, merek ponsel jadul apa lagi ya yang kira-kira bakal naik daun lagi, menurut prediksinya Galih?
Menurut pengamat gadget, Bapak Herry SW, "Selain Nokia, merek-merek seperti Motorola atau bahkan Siemens, yang dulu sempat populer, juga punya potensi untuk kembali diminati. Kuncinya adalah bagaimana mereka bisa menghadirkan kembali desain klasik dengan sentuhan modern, dan menawarkan fitur-fitur dasar yang fungsional."