Strawberry Parents, Mengenal Ciri, Dampak, dan Cara Mencegah Generasi Rapuh
Selasa, 8 April 2025 oleh aisyiyah
Apa Itu Strawberry Parenting? Hati-hati, Ortu Perlu Tahu Ciri dan Dampaknya
Di era modern yang kaya informasi tentang pengasuhan anak, muncul istilah baru yang menarik perhatian, yaitu "strawberry parenting". Meskipun terkesan manis seperti buah stroberi, pola asuh ini menyimpan potensi jebakan yang perlu diwaspadai oleh para orang tua.
Penasaran apa sebenarnya strawberry parenting itu? Mari kita simak penjelasan dari Rendra, MPsi, Psikolog Klinis Anak dan Remaja sekaligus Konselor dan Vice Principal SD di Sekolah Cikal Amri Setu.
Apa Itu Strawberry Parenting?
Strawberry parenting berakar dari keinginan orang tua untuk melindungi anak dari segala kesulitan hidup. Rendra menjelaskan bahwa konsep ini mirip dengan overprotective parenting, di mana orang tua terlalu melindungi anak sehingga berdampak negatif pada perkembangan kemandirian mereka.
Seperti yang diungkapkan Rhenald Kasali dalam bukunya "Strawberry Generation", generasi ini lahir dari pemikiran orang tua bahwa cukuplah mereka yang merasakan pahitnya kehidupan, sementara anak-anak mereka harus terbebas dari kesulitan yang sama.
Dari sudut pandang psikologis, Rendra menambahkan, pola asuh ini sangat dekat dengan overprotective parenting.
Ciri-ciri Strawberry Parenting
Orang tua yang menerapkan strawberry parenting cenderung memiliki proteksi berlebih terhadap anak. Mereka tidak ingin anak terluka, merasakan kegagalan, atau bahkan kekecewaan sekecil apa pun.
Ciri utama strawberry parenting, yang juga mirip dengan overprotective parenting, adalah upaya keras orang tua untuk menjauhkan anak dari segala hal yang berpotensi menimbulkan luka, baik fisik maupun psikis. Ini termasuk rasa tidak bahagia, pengalaman tidak menyenangkan, penolakan, kegagalan, kekecewaan, dan penyesalan.
Selain itu, Rendra juga menjelaskan ciri lain, yaitu orang tua selalu turun tangan menyelesaikan masalah anak. Akibatnya, anak tidak belajar bagaimana menghadapi tantangan dengan mandiri.
Contohnya, orang tua yang langsung menghampiri dan menginterogasi anak yang terlibat konflik tanpa berdiskusi terlebih dahulu dengan orang tua anak yang lain. Atau, bahkan langsung memarahi anak lain sambil menegaskan bahwa hanya mereka yang boleh memarahi anaknya.
Dampak Strawberry Parenting
Strawberry parenting dapat menghambat kemampuan anak dalam mengelola emosi dan menghadapi stres. Anak juga cenderung kurang terampil dalam menyelesaikan konflik dan memiliki daya juang yang rendah.
Menurut Rendra, anak menjadi tidak siap merasakan, memahami, dan menerima emosi negatif. Mereka juga tidak siap menghadapi stres karena orang tua terlalu cepat bereaksi terhadap setiap masalah, sehingga anak tidak memiliki pengalaman dalam mengatasi stres sendiri. Hal ini berdampak pada rendahnya daya tahan dan daya juang mereka.