Singgung Marc Marquez, Jack Miller Kecewa Mayoritas Pembalap MotoGP 2025 Tak Digaji dengan Layak dan Merasa Dikhianati

Senin, 21 April 2025 oleh aisyiyah

Singgung Marc Marquez, Jack Miller Kecewa Mayoritas Pembalap MotoGP 2025 Tak Digaji dengan Layak dan Merasa Dikhianati

Jack Miller Singgung Gaji Pembalap MotoGP: Mayoritas Tak Layak di 2025?

Pembalap MotoGP, Jack Miller, mengungkapkan keresahannya mengenai gaji pembalap di musim 2025. Ia menyayangkan fakta bahwa mayoritas pembalap, bahkan yang sudah berpengalaman, tidak mendapatkan bayaran yang sepantasnya. Miller bahkan menyebut nama-nama besar seperti Marc Marquez dan Francesco Bagnaia dalam pernyataannya, menunjukkan bahwa isu ini meluas dan tak hanya menimpa pembalap kelas bawah.

Sebagai perbandingan, Fabio Quartararo, pembalap Monster Energy Yamaha, saat ini memegang rekor gaji tertinggi di MotoGP 2025 dengan 12 juta Euro (sekitar Rp229 miliar) per tahun. Bagnaia menyusul di posisi kedua dengan 7 juta Euro (sekitar Rp134 miliar) per musim, sementara Marquez berada di urutan ketiga dengan nominal yang tak jauh berbeda.

Angka tersebut jauh di bawah gaji Marquez saat masih membela Repsol Honda, yang kabarnya mencapai 12,5 juta Euro (sekitar Rp239 miliar) per musim. Miller berpendapat bahwa penurunan gaji ini disebabkan oleh pergeseran fokus tim pabrikan yang kini lebih mengutamakan performa motor daripada skill pembalap.

“Dulu, pembalap papan atas digaji dengan fantastis. Sekarang, bahkan pembalap rookie dan yang sudah berpengalaman seperti saya dibayar rendah. Kami seperti dipaksa untuk balapan atau keluar,” keluh Miller, seperti dikutip dari Crash.

Miller menambahkan, “Satu-satunya cara untuk mendapatkan gaji lebih besar adalah dengan tampil beda. Mereka sudah menetapkan batas gaji. Pasarnya sudah turun.” Pernyataan Miller ini tentu menjadi sorotan, mengingat pentingnya peran pembalap dalam meraih kemenangan di ajang balap sekelas MotoGP.

Berikut beberapa tips untuk negosiasi kontrak, terinspirasi dari situasi yang dihadapi para pembalap MotoGP:

1. Ketahui Nilai Diri Anda - Pahami betul prestasi, pengalaman, dan potensi Anda. Riset gaji pembalap lain dengan profil serupa. Contoh: Jika Anda konsisten finis di 5 besar, gunakan data ini untuk menjustifikasi permintaan gaji yang lebih tinggi.

2. Jalin Komunikasi yang Baik - Bangun hubungan profesional dengan tim. Komunikasi yang terbuka dan jujur dapat memperlancar proses negosiasi.

3. Siapkan Alternatif - Jangan hanya bergantung pada satu tim. Jelajahi opsi lain agar Anda memiliki posisi tawar yang lebih kuat.

4. Pertimbangkan Aspek Non-Finansial - Selain gaji, perhatikan juga fasilitas, bonus, dan peluang pengembangan karir yang ditawarkan.

5. Libatkan Agen Profesional - Jika memungkinkan, gunakan jasa agen yang berpengalaman dalam negosiasi kontrak olahraga.

6. Siap Berkompromi - Negosiasi adalah proses saling memberi dan menerima. Bersiaplah untuk berkompromi demi mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.

Apakah penurunan gaji pembalap MotoGP akan berdampak pada kualitas kompetisi? - Pertanyaan dari Ani Setiawati

Menurut Rio Haryanto (Mantan Pembalap F1), "Potensi dampaknya ada, terutama dalam hal motivasi pembalap. Namun, semangat kompetisi biasanya tetap tinggi karena gengsi dan hasrat untuk menang."

Bagaimana strategi tim dalam menghadapi keterbatasan budget untuk gaji pembalap? - Pertanyaan dari Budi Santoso

Doni Tata Pradita (Pembalap Nasional) menjelaskan, "Tim biasanya akan lebih selektif dalam memilih pembalap dan fokus pada pengembangan bakat muda yang lebih terjangkau."

Apa peran Dorna Sports dalam mengatur gaji pembalap MotoGP? - Pertanyaan dari Cindy Permatasari

Menurut Ananda Mikola (Pengamat Otomotif), "Dorna berperan dalam menetapkan regulasi dan struktur keuangan kejuaraan, tetapi negosiasi gaji tetap dilakukan antara tim dan pembalap."

Bagaimana masa depan pembalap MotoGP dengan adanya tren penurunan gaji ini? - Pertanyaan dari Dedi Supriyanto

Taufik Hidayat (Mantan Pebulutangkis Nasional) berpendapat (dalam konteks olahraga secara umum), "Pembalap harus lebih kreatif dalam mencari sumber pendapatan lain, misalnya melalui sponsor pribadi dan aktivitas di luar lintasan."