Rahasia Membuat Kopi Enak dan Hemat Menurut Ilmu Fisika, Trik Sederhana, Rasa Mewah, Dompet Selamat, Anti Gagal

Sabtu, 12 April 2025 oleh aisyiyah

Rahasia Membuat Kopi Enak dan Hemat Menurut Ilmu Fisika, Trik Sederhana, Rasa Mewah, Dompet Selamat, Anti Gagal

Rahasia Meracik Kopi Lezat nan Hemat, Berdasarkan Sains!

Harga kopi terus merangkak naik, ancaman perubahan iklim pun membayangi hasil panen. Di tengah situasi yang kurang menggembirakan ini, kabar baik datang dari dunia sains! Para fisikawan telah menemukan cara sederhana namun efektif untuk menyeduh kopi pour-over atau seduh manual yang lebih hemat tanpa mengorbankan kenikmatan rasa maupun kekuatan seduhannya.

“Kopi semakin sulit untuk ditanam, dan karena itu, harganya kemungkinan besar akan terus naik,” ujar Arnold Mathijssen, seorang fisikawan dari University of Pennsylvania yang terlibat dalam penelitian ini.

Diterbitkan dalam jurnal Physics of Fluids, penelitian ini berfokus pada bagaimana kita bisa menggunakan lebih sedikit bubuk kopi, namun tetap menghasilkan secangkir kopi nikmat yang memuaskan dahaga.

Ide penelitian ini berawal dari rasa penasaran Ernest Park, mahasiswa doktoral Mathijssen. Ia iseng bereksperimen dengan menuang air dari berbagai ketinggian dan mencatat perbedaan rasa yang dihasilkan. "Awalnya, ia hanya mencoba-coba. Kemudian, ia berkata: 'Rasanya enak, tapi kita perlu eksperimen yang lebih serius!'," cerita Mathijssen.

Metode Para Fisikawan: Strategi Menuang yang Jitu

Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap. Pertama, mereka menggunakan partikel gel silika – bukan bubuk kopi asli – yang ditempatkan dalam corong kaca berbentuk kerucut. Dengan kamera beresolusi tinggi, mereka mengamati interaksi antara air dan partikel tersebut.

Tahap selanjutnya, eksperimen dilakukan dengan kopi sungguhan. Berbagai kecepatan dan ketinggian penuangan air diuji. Hasilnya? Teknik menuang air secara perlahan dan stabil dari ketinggian tertentu terbukti menghasilkan ekstraksi kopi terbaik.

Teknik Menuang yang Ideal: Rahasianya Ada di Ketinggian!

Menuang air terlalu rendah ternyata menghasilkan aliran yang terlalu lambat, sehingga tidak mampu menembus lapisan bubuk kopi dengan optimal. Sebaliknya, menuang dari ketinggian yang tepat memberikan energi yang cukup untuk menciptakan “efek longsoran”. Artinya, air tak hanya menembus lapisan kopi, tetapi juga mengaduk dan meratakan bubuk kopi di dasar filter.

“Menambah ketinggian penuangan akan mengimbangi lambatnya aliran air. Efek longsoran ini hanya akan terjadi jika ada energi yang cukup,” jelas Mathijssen.

Hemat dan Efisien: Kopi Sedikit, Rasa Tetap Dahsyat

Keunggulan teknik ini terletak pada efisiensinya. Tim peneliti memperkirakan kita bisa menghemat sekitar 10 persen penggunaan bubuk kopi tanpa mengurangi kenikmatan rasa. Mereka mengukur total zat padat terlarut dalam berbagai cangkir kopi yang diseduh dengan metode berbeda untuk membuktikannya.

Anda tidak perlu peralatan canggih. Cukup gunakan ketel goose-neck dan tuangkan air secara perlahan dan stabil dari ketinggian sekitar 28 cm (11 inci). Kunci utamanya: pastikan aliran air tidak terpecah menjadi tetesan-tetesan kecil.

“Hindari menuang terlalu lambat atau terlalu tinggi, karena aliran air bisa terpecah menjadi tetesan kecil. Ini akan mengganggu proses pencampuran bubuk kopi,” terang Mathijssen. “Coba perlahan dulu, lalu naikkan ketel dan tuang perlahan, tapi jangan sampai alirannya terputus,” sarannya.

Margot Young, salah satu penulis studi, menambahkan, “Jika Anda melihat aliran air berubah menjadi tetesan tipis, itu tandanya air tidak mencampur bubuk kopi dengan baik.”

Dengan sedikit pemahaman fisika dan ketelitian dalam teknik menuang, Anda bisa menikmati secangkir kopi pour-over yang lezat dan hemat. Selamat mencoba!

FAQ Seputar Kopi Hemat dan Lezat

1. Pertanyaan dari Budi Santoso: Apa bedanya kopi pour-over dengan metode seduh lainnya?

Jawaban dari Bondan Winarno: Kopi pour-over menonjolkan cita rasa kopi yang lebih bersih dan jernih karena proses penyaringannya yang lebih presisi. Berbeda dengan metode tubruk misalnya, yang cenderung menghasilkan rasa yang lebih pekat dan bold karena ampas kopi tercampur langsung dalam seduhan.

2. Pertanyaan dari Ani Yudhoyono: Ketel goose-neck itu penting ya? Bisakah diganti dengan ketel biasa?

Jawaban dari Chef Juna: Ketel goose-neck memang ideal untuk pour-over karena memungkinkan kontrol aliran air yang presisi. Namun, jika tidak ada, Anda bisa mencoba menggunakan ketel biasa dengan corong kecil. Kuncinya adalah menuangkan air secara perlahan dan merata.

3. Pertanyaan dari Dewi Lestari: Jenis kopi apa yang cocok untuk metode ini?

Jawaban dari Adi Taroepratjeka: Sebenarnya hampir semua jenis kopi bisa diseduh dengan metode pour-over. Namun, kopi dengan roasting level medium hingga light akan lebih optimal karena karakter rasa aslinya akan lebih terasa.

4. Pertanyaan dari Rudi Hartono: Berapa lama idealnya proses penyeduhan kopi pour-over?

Jawaban dari William Wongso: Idealnya, proses penyeduhan kopi pour-over berkisar antara 2-3 menit. Terlalu cepat, ekstraksi kurang sempurna. Terlalu lama, kopi bisa terasa pahit dan over-extracted.

5. Pertanyaan dari Susi Pudjiastuti: Bagaimana cara menyimpan kopi bubuk agar tetap segar?

Jawaban dari Santhi Serad: Simpan kopi bubuk dalam wadah kedap udara di tempat yang sejuk, kering, dan gelap. Hindari menyimpan kopi di kulkas karena perubahan suhu dan kelembapan bisa merusak kualitas kopi.

6. Pertanyaan dari Tukul Arwana: Selain ketinggian, apa lagi yang mempengaruhi rasa kopi pour-over?

Jawaban dari Sisca Soewitomo: Banyak faktor! Mulai dari kualitas air, suhu air, rasio kopi dan air, tingkat kehalusan gilingan kopi, hingga teknik menuang air. Semua faktor ini saling berkaitan dan berkontribusi pada cita rasa akhir kopi.