Protes Keras Rencana Pemecahan Aset SMAN 1 Bangil untuk SMA Taruna Madani, Apa Penyebabnya? Menuai Kontroversi

Jumat, 25 April 2025 oleh aisyiyah

Protes Keras Rencana Pemecahan Aset SMAN 1 Bangil untuk SMA Taruna Madani, Apa Penyebabnya? Menuai Kontroversi

Protes Keras Alumni dan Warga Atas Pemecahan Aset SMAN 1 Bangil untuk SMA Taruna Madani

Rencana pemecahan aset SMAN 1 Bangil di Kabupaten Pasuruan untuk SMA Taruna Madani menuai protes keras dari warga dan alumni. Mereka merasa ikut berjuang dan berkontribusi dalam pembangunan serta pengembangan SMAN 1 Bangil sejak awal berdirinya.

Chairil Muchlis, alumni angkatan 1988, memimpin Aliansi Alumni dan Masyarakat Bangil Peduli SMANBA (SMAN 1 Bangil) untuk beraudiensi dengan DPRD dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Mereka menegaskan tidak menentang keberadaan SMA Taruna Madani, namun mempertanyakan urgensinya dan dampaknya terhadap SMAN 1 Bangil. "Kami mempertanyakan rasa keadilannya. SMAN 1 Bangil itu satu-satunya SMA negeri yang diperebutkan calon siswa dari lima kecamatan, termasuk Gempol yang penduduknya sangat padat. Seharusnya Dinas Pendidikan Provinsi punya data rasio tersebut," ujar Chairil.

Menurutnya, pendirian SMA Taruna Madani justru mengurangi kuota penerimaan siswa baru SMAN 1 Bangil. "Buktinya, rombongan belajar (rombel) berkurang dari 12 menjadi 9," tambahnya.

Kekhawatiran semakin besar karena keputusan pemecahan aset ini terkesan top-down dari Pemprov. Muchlis menegaskan, aset SMAN 1 Bangil bukan semata-mata berasal dari pemerintah. "Banyak partisipasi masyarakat berupa sumbangan," tegasnya.

Data yang dihimpun alumni juga menunjukkan tren penurunan prestasi SMAN 1 Bangil sejak berdirinya SMA Taruna Madani. Kondisi ini bahkan memicu beberapa demonstrasi yang salah satu tuntutannya adalah penggantian kepala sekolah.

Gandung, alumni angkatan pertama, mengenang perjuangan di masa-masa awal berdirinya SMAN 1 Bangil. Butuh waktu tiga tahun bagi sekolah ini untuk memiliki gedung sendiri. "Dulu kami numpang di sekolah lain. Banyak partisipasi masyarakat yang dikoordinir BP3, yang sekarang menjadi komite sekolah," kenangnya.

Menanggapi polemik ini, Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan SMA Dinas Pendidikan Jawa Timur, Suhartatik, menjelaskan bahwa telah ada kesepakatan win-win solution yang sedang dijalankan.

Berikut beberapa tips untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan sekolah:

1. Bergabung dengan Komite Sekolah: - Komite sekolah adalah wadah resmi bagi orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan sekolah. Dengan bergabung, Anda dapat menyampaikan aspirasi dan ikut serta dalam pengambilan keputusan.

Contoh: Menghadiri rapat komite sekolah dan memberikan masukan terkait program sekolah.

2. Menyumbangkan Tenaga dan Keahlian: - Anda dapat menyumbangkan keahlian atau waktu Anda untuk kegiatan sekolah.

Contoh: Menjadi pembicara tamu, membantu kegiatan ekstrakurikuler, atau berpartisipasi dalam kegiatan penggalangan dana.

3. Berkomunikasi dengan Pihak Sekolah: - Jalin komunikasi yang baik dengan pihak sekolah, seperti guru dan kepala sekolah. Sampaikan saran dan masukan Anda secara konstruktif.

Contoh: Menghadiri pertemuan orang tua murid dan menyampaikan aspirasi Anda.

4. Mendukung Kegiatan Sekolah: - Dukung kegiatan sekolah, baik akademik maupun non-akademik.

Contoh: Menghadiri acara sekolah, seperti pentas seni atau perlombaan.

5. Mengajak Alumni Lain untuk Berkontribusi: - Ajak alumni lain untuk turut berpartisipasi dalam pengembangan sekolah. Kekuatan alumni dapat memberikan dampak yang signifikan.

Contoh: Membentuk wadah alumni dan menggalang dana untuk beasiswa atau pembangunan fasilitas sekolah.

Bagaimana mekanisme penyelesaian konflik aset sekolah seperti kasus SMAN 1 Bangil ini, Bu Retno Listyarti?

(Retno Listyarti, Komisioner KPAI) Penyelesaian konflik aset sekolah harus melibatkan semua stakeholder terkait, termasuk pemerintah daerah, sekolah, komite sekolah, dan masyarakat. Transparansi dan komunikasi yang baik sangat penting untuk mencapai solusi yang adil dan berkelanjutan. Mediasi oleh pihak independen juga dapat menjadi pilihan untuk menjembatani perbedaan pendapat.

Apa dampak pengurangan rombel terhadap kualitas pendidikan di SMAN 1 Bangil, Pak Nadiem Makarim?

(Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi) Pengurangan rombel idealnya tidak mengurangi kualitas pendidikan jika dikelola dengan baik. Kuncinya adalah optimalisasi proses pembelajaran dan pemanfaatan teknologi. Kemendikbudristek mendorong sekolah untuk menerapkan kurikulum merdeka yang lebih fleksibel dan berfokus pada pengembangan kompetensi siswa.

Bagaimana peran alumni dalam memajukan sekolahnya, Pak Anies Baswedan?

(Anies Baswedan, Akademisi dan Mantan Gubernur DKI Jakarta) Alumni memiliki peran penting dalam memajukan sekolahnya. Mereka dapat berkontribusi dalam berbagai hal, mulai dari memberikan mentoring kepada siswa, mendukung program sekolah, hingga membantu penggalangan dana. Keterlibatan alumni adalah aset berharga bagi perkembangan sekolah.

Apa pentingnya partisipasi masyarakat dalam dunia pendidikan, Ibu Khofifah Indar Parawansa?

(Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur) Partisipasi masyarakat sangat penting dalam dunia pendidikan. Pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama. Keterlibatan masyarakat dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

Bagaimana cara memastikan transparansi dalam pengelolaan aset sekolah, Pak Ganjar Pranowo?

(Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah) Transparansi dalam pengelolaan aset sekolah dapat diwujudkan dengan melibatkan komite sekolah dan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. Informasi terkait aset sekolah juga harus dipublikasikan secara terbuka agar mudah diakses oleh publik. Akuntabilitas dan pengawasan yang ketat juga diperlukan untuk mencegah penyelewengan.

Bagaimana strategi meningkatkan prestasi sekolah pasca polemik seperti ini, Pak Ridwan Kamil?

(Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat) Meningkatkan prestasi sekolah pasca polemik membutuhkan fokus pada pembenahan internal. Penting untuk membangun kembali kepercayaan dan kerjasama antara pihak sekolah, siswa, orang tua, dan masyarakat. Evaluasi menyeluruh terhadap program sekolah dan peningkatan kualitas guru juga perlu dilakukan. Selain itu, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung merupakan kunci utama.