Pepsi, P&G, American Airlines Cs Mulai Teriak Dampak Ngeri Tarif Trump, Akibatnya Bisa Mengejutkan Anda

Senin, 28 April 2025 oleh aisyiyah

Pepsi, P&G, American Airlines Cs Mulai Teriak Dampak Ngeri Tarif Trump, Akibatnya Bisa Mengejutkan Anda

Raksasa Bisnis AS Ketar-ketir, Kebijakan Tarif Trump Bikin Konsumen Gigit Jari

Beberapa perusahaan raksasa Amerika Serikat, seperti Pepsi, Procter & Gamble (P&G), Chipotle, dan American Airlines, mulai merasakan dampak yang mengkhawatirkan dari kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden Trump. Kebijakan perdagangan yang dianggap tidak menentu ini membuat konsumen berpikir ulang untuk merogoh kocek, mulai dari membeli burrito hingga tiket pesawat.

Lesunya daya beli konsumen ini tak hanya membebani perusahaan, tetapi juga menyulitkan perencanaan investasi di masa mendatang. Ketidakpastian ini, ditambah dengan perlambatan ekonomi, telah menjadi mimpi buruk bagi perusahaan-perusahaan besar. Kekhawatiran mereka pun terungkap dalam laporan kinerja keuangan kuartal terakhir.

Tanpa secara eksplisit menyebut nama Trump, perusahaan-perusahaan ini mengisyaratkan bahwa pajak impor merugikan konsumen dan ekonomi AS. CEO PepsiCo, Ramon Laguarta, misalnya, menyatakan, “Kami mengantisipasi lebih banyak volatilitas dan ketidakpastian, terutama terkait perkembangan perdagangan global, yang kami perkirakan akan meningkatkan biaya rantai pasok kami.” Pepsi bahkan menurunkan proyeksi laba tahunannya.

Chipotle, jaringan restoran cepat saji, melaporkan penurunan penjualan kuartalan pertama di gerai-gerai yang telah beroperasi setidaknya selama setahun sejak pandemi Covid-19. Mereka menyebutkan tarif impor akan meningkatkan biaya bahan-bahan, seperti daging sapi dari Australia dan alpukat dari Peru. CEO Chipotle, Scott Boatwright, menambahkan bahwa kekhawatiran ekonomi menjadi alasan utama konsumen mengurangi kunjungan ke restoran.

P&G, produsen barang rumah tangga, juga memangkas proyeksi penjualannya. Mereka mengatakan tarif kemungkinan akan memicu kenaikan harga produk-produk mereka, seperti sabun cuci, sampo, dan pewangi. CEO P&G, Jon Moeller, menyatakan di CNBC bahwa tarif pada dasarnya bersifat inflasi dan kenaikan harga produk P&G kemungkinan akan terjadi mulai Juli.

Dampaknya juga terasa di industri penerbangan. American Airlines menyebutkan bahwa konsumen berpenghasilan rendah cenderung menunda perjalanan. Wakil ketua American Airlines, Steve Johnson, menyatakan bahwa pelanggan yang paling sensitif terhadap harga akan mengurangi perjalanan. Akibatnya, American Airlines, Delta, Southwest, dan Alaska Air telah merevisi proyeksi keuangan mereka.

Sektor pariwisata dan perhotelan juga terkena imbasnya. Survei Federal Reserve (The Fed) menunjukkan penurunan jumlah wisatawan dari Kanada, sebagian sebagai respons terhadap kebijakan Trump. Kekhawatiran juga muncul terkait potensi penurunan turis dari Eropa dan China di musim panas.

Berikut beberapa tips untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi akibat fluktuasi harga:

1. Buat Anggaran Belanja: - Catat pengeluaran Anda dan prioritaskan kebutuhan pokok. Misalnya, pisahkan anggaran untuk makan, transportasi, dan tagihan bulanan.

2. Bandingkan Harga: - Sebelum membeli, bandingkan harga di beberapa toko atau platform online. Carilah promo dan diskon yang bisa menghemat pengeluaran.

3. Kurangi Pengeluaran yang Tidak Perlu: - Identifikasi pengeluaran yang bisa dikurangi atau ditunda, seperti makan di luar atau membeli barang-barang yang tidak terlalu penting.

4. Cari Sumber Penghasilan Tambahan: - Pertimbangkan untuk mencari pekerjaan sampingan atau memanfaatkan hobi Anda untuk menghasilkan uang tambahan. Misalnya, menjadi freelancer atau menjual barang bekas.

5. Investasi dengan Bijak: - Jika memiliki dana lebih, pertimbangkan untuk berinvestasi di instrumen yang relatif aman dan stabil, seperti deposito atau emas.

Bagaimana dampak kebijakan tarif terhadap inflasi? (Pertanyaan dari Ani Wijaya)

"Kebijakan tarif impor dapat meningkatkan harga barang impor, yang pada gilirannya dapat memicu inflasi. Namun, dampaknya tergantung pada elastisitas permintaan dan penawaran barang tersebut," - Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia.

Apa strategi perusahaan untuk menghadapi kenaikan biaya produksi? (Pertanyaan dari Budi Santoso)

"Perusahaan dapat melakukan efisiensi operasional, mencari pemasok alternatif, atau menyesuaikan harga jual produk. Inovasi dan diversifikasi produk juga penting untuk menjaga daya saing," - Rosan Roeslani, Ketua KADIN Indonesia.

Bagaimana konsumen dapat melindungi diri dari dampak kenaikan harga? (Pertanyaan dari Citra Dewi)

"Konsumen perlu bijak dalam mengelola keuangan, memprioritaskan kebutuhan, dan membandingkan harga sebelum membeli. Mencari alternatif produk lokal juga bisa menjadi solusi," - Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM.

Apa dampak kebijakan tarif terhadap industri pariwisata? (Pertanyaan dari Dedi Supriadi)

"Kenaikan harga tiket pesawat dan akomodasi akibat kebijakan tarif dapat mengurangi minat wisatawan, terutama wisatawan mancanegara. Pemerintah perlu menggencarkan promosi pariwisata dan meningkatkan kualitas layanan untuk menarik wisatawan," - Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Bagaimana pemerintah dapat memitigasi dampak negatif kebijakan tarif? (Pertanyaan dari Eka Lestari)

"Pemerintah dapat melakukan negosiasi perdagangan dengan negara mitra, memberikan insentif fiskal kepada sektor terdampak, dan memperkuat industri dalam negeri. Penting juga untuk menjaga stabilitas ekonomi makro dan meningkatkan daya beli masyarakat," - Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan.