Pabrik iPhone Pindah ke Negara Tetangga, China Mulai Ditinggalkan, Apa Dampaknya Bagi Indonesia?
Selasa, 29 April 2025 oleh aisyiyah
iPhone Bisa Jadi Pindah Produksi dari China ke India, Ada Apa?
Kabar mengejutkan datang dari dunia teknologi! Apple dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk memindahkan produksi iPhone untuk pasar Amerika Serikat dari China ke India. Langkah ini disinyalir sebagai strategi Apple untuk menghindari lonjakan harga akibat perang dagang dan tarif tinggi yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump terhadap produk impor asal China.
Financial Times, mengutip sumber internal, melaporkan bahwa Apple berencana memindahkan seluruh fasilitas produksi iPhone yang ditujukan untuk pasar AS dari China ke India tahun depan. Rencana ini muncul setelah Presiden Trump memberlakukan tarif hingga 145% untuk barang impor dari China.
Sebelumnya, Apple sempat merespons perang tarif dengan menerbangkan 600 ton iPhone dari fasilitas produksinya di China dan India ke AS. Namun, Trump kemudian menunda penerapan tarif untuk negara selain China, dengan tarif tambahan "hanya" 10%. Keputusan final terkait tarif ini masih dalam tahap negosiasi.
Bukan rahasia lagi bahwa Apple telah berupaya mendiversifikasi rantai pasok produksinya beberapa tahun terakhir. Meskipun demikian, China, melalui kemitraannya dengan Foxconn, masih mendominasi produksi iPhone. Di India sendiri, Apple juga bermitra dengan Foxconn yang berkolaborasi dengan Tata Electronics.
Meskipun produksinya di India masih kecil, sekitar 20% dari total rantai pasokan global pada Q1 2025 (menurut Bloomberg), namun pertumbuhannya signifikan, mencapai 60% per tahun. Sebagai perbandingan, Evercore ISI pada Maret 2025 memperkirakan China berkontribusi 80% dari kapasitas produksi Apple, dengan 90% iPhone, 55% Mac, dan 80% iPad dirakit di sana.
Bloomberg Intelligence memperkirakan butuh waktu hingga 8 tahun untuk memindahkan 10% produksi Apple keluar dari China. Selain India dan China, Apple juga memiliki fasilitas produksi di Vietnam, Malaysia, dan Thailand. Vietnam memproduksi 20% iPad dan 90% perangkat wearable Apple, sementara Malaysia dan Thailand hanya mengambil porsi kecil untuk produksi Mac. Negara lain seperti Korea Selatan, Jepang, Taiwan, dan AS juga berperan dalam rantai pasokan Apple, terutama untuk komponen seperti chip dan layar.
Berikut beberapa tips untuk memahami lebih lanjut tentang isu perpindahan pabrik Apple ini:
1. Cari Informasi dari Sumber Terpercaya - Jangan mudah termakan berita hoaks. Pastikan informasi yang Anda dapatkan berasal dari sumber terpercaya seperti media internasional dan situs resmi Apple.
Contohnya, Anda bisa mengunjungi situs resmi Apple atau membaca berita dari Reuters dan Bloomberg.
2. Pahami Konteks Perang Dagang - Perpindahan pabrik ini erat kaitannya dengan perang dagang AS-China. Memahami konteks ini akan membantu Anda melihat gambaran besarnya.
Cari informasi tentang perang dagang dan dampaknya terhadap perusahaan teknologi global.
3. Perhatikan Dampak ke Depan - Perpindahan pabrik ini bisa berdampak pada harga dan ketersediaan produk Apple. Penting untuk mengamati perkembangannya.
Misalnya, perhatikan apakah harga iPhone akan naik atau turun di masa mendatang.
4. Jangan Panik - Meskipun ada perubahan, Apple tetap berkomitmen untuk menyediakan produk berkualitas. Jangan terburu-buru mengambil kesimpulan atau menyebarkan informasi yang belum terkonfirmasi.
Tunggu informasi resmi dari Apple sebelum membuat keputusan pembelian.
Apakah perpindahan pabrik ini akan mempengaruhi harga iPhone di Indonesia, Pak Budi Santoso?
(Budi Santoso, Pengamat Ekonomi): "Belum tentu. Harga iPhone di Indonesia dipengaruhi banyak faktor, bukan hanya lokasi pabrik. Perlu dipertimbangkan juga nilai tukar rupiah, pajak, dan biaya distribusi."
Apa dampak perpindahan ini bagi tenaga kerja di China, Bu Ani Wijaya?
(Ani Wijaya, Pengamat Ketenagakerjaan): "Potensi dampaknya cukup besar. Pemerintah China perlu menyiapkan strategi untuk mengantisipasi potensi pengangguran di sektor manufaktur."
Apakah kualitas iPhone yang diproduksi di India akan sama dengan yang diproduksi di China, Pak Roni Setiawan?
(Roni Setiawan, Teknisi Gadget): "Apple memiliki standar kualitas yang ketat di seluruh pabriknya. Jadi, secara teori, kualitasnya seharusnya sama. Namun, perlu waktu untuk melihat konsistensinya dalam jangka panjang."
Bagaimana strategi Apple dalam menghadapi perang dagang ini, Ibu Siti Nurhayati?
(Siti Nurhayati, Analis Bisnis): "Diversifikasi rantai pasokan adalah strategi yang tepat. Dengan menyebar produksi ke berbagai negara, Apple mengurangi risiko ketergantungan pada satu negara dan lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan geopolitik."