Obligasi vs Emas vs Deposito, Mana Paling Menarik Buat Investasi Pemula Tahun Ini? Keuntungan, Risiko, dan Strategi Terbaik
Kamis, 10 April 2025 oleh aisyiyah
Obligasi vs Emas vs Deposito: Mana Paling Menarik Buat Investasi?
Demam emas kembali melanda! Memanasnya perang dagang dan kekhawatiran resesi global telah mendorong banyak orang mencari investasi aman, dan emas menjadi primadona. Bayangkan, antrean panjang ratusan meter mengular di pusat perbelanjaan seperti Pondok Indah Mall (PIM) beberapa waktu lalu. Orang-orang rela antre berjam-jam demi mendapatkan logam mulia ini.
Fenomena ini dipicu oleh harga emas yang sedang "diskon" setelah sebelumnya mencetak rekor. Misalnya, harga emas Antam di butik LM Graha Dipta Pulo Gadung sempat turun signifikan, menciptakan peluang bagi para investor. Meskipun sempat melemah, harga emas Antam secara keseluruhan masih menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan sepanjang tahun.
Lalu, bagaimana dengan instrumen investasi lain seperti obligasi dan deposito? Kenaikan harga obligasi tenor 10 tahun misalnya, tercatat lebih rendah dibandingkan emas. Deposito pun demikian. Suku bunga deposito cenderung fluktuatif dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun suku bunga simpanan sempat mencapai rekor tertinggi di masa lalu, trennya cenderung menurun.
Dari ketiga instrumen investasi tersebut, emas tampak unggul dengan imbal hasil tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap instrumen investasi memiliki karakteristik dan risikonya masing-masing. Memilih instrumen investasi yang tepat harus disesuaikan dengan profil risiko dan tujuan keuangan masing-masing individu.
FAQ Seputar Investasi Emas, Obligasi, dan Deposito
Pertanyaan dari Ani: Apa bedanya investasi emas fisik dan emas digital?
Jawaban dari Sri Mulyani Indrawati: Investasi emas fisik berupa logam mulia yang bisa Anda pegang, sementara emas digital berbentuk saldo emas yang tercatat di akun Anda. Emas fisik lebih mudah dicairkan, tapi ada risiko penyimpanan. Emas digital lebih praktis, namun terikat pada platform penyedia.
Pertanyaan dari Budi: Apa risiko investasi obligasi?
Jawaban dari Perry Warjiyo: Risiko investasi obligasi antara lain risiko suku bunga, risiko kredit, dan risiko likuiditas. Risiko suku bunga terjadi ketika suku bunga naik, harga obligasi cenderung turun. Risiko kredit adalah risiko penerbit obligasi gagal bayar. Risiko likuiditas adalah kesulitan menjual obligasi saat dibutuhkan.
Pertanyaan dari Citra: Bagaimana cara memilih deposito yang aman?
Jawaban dari Mahendra Siregar: Pastikan memilih bank yang terdaftar dan diawasi oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Perhatikan juga suku bunga yang ditawarkan dan jangka waktu deposito. Bandingkan penawaran dari beberapa bank sebelum memutuskan.
Pertanyaan dari Dedi: Apakah investasi emas cocok untuk jangka pendek?
Jawaban dari Rosan Roeslani: Emas lebih cocok untuk investasi jangka panjang karena fluktuasi harganya dalam jangka pendek bisa cukup tinggi. Jika Anda mencari investasi jangka pendek, mungkin instrumen lain seperti reksadana pasar uang lebih sesuai.
Pertanyaan dari Eka: Bagaimana cara diversifikasi investasi?
Jawaban dari Arsjad Rasjid: Diversifikasi investasi berarti mengalokasikan dana Anda ke berbagai instrumen investasi, seperti emas, obligasi, saham, properti, dan lain-lain. Tujuannya untuk mengurangi risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan.
Pertanyaan dari Fajar: Kapan waktu yang tepat untuk membeli emas?
Jawaban dari Airlangga Hartarto: Tidak ada waktu yang pasti "tepat" untuk membeli emas. Namun, Anda bisa mempertimbangkan untuk membeli saat harga sedang turun atau ketika ada sentimen negatif di pasar yang berpotensi mendorong harga emas naik.