Ketahui Kisah Pasien Kena Penyumbatan Pembuluh Darah Otak, Gejala Awal dan Pengalaman Mereka Serta langkah penanganan segera

Selasa, 3 Juni 2025 oleh aisyiyah

Ketahui Kisah Pasien Kena Penyumbatan Pembuluh Darah Otak, Gejala Awal dan Pengalaman Mereka Serta langkah penanganan segera

Kisah Pasien: Pengalaman Pertama Mengalami Penyumbatan Pembuluh Darah Otak dan Gejala yang Muncul

Penyumbatan pembuluh darah otak, atau yang secara medis dikenal sebagai stenosis karotis, terjadi ketika plak (endapan lemak) menumpuk di arteri karotis. Arteri ini adalah pembuluh darah utama yang memasok darah ke otak dan kepala. Kondisi ini seringkali berkembang perlahan dan tanpa disadari, meningkatkan risiko terjadinya stroke.

Seringkali, gejala pertama dari penyumbatan ini muncul dalam bentuk stroke ringan atau serangan iskemik sementara (TIA). TIA adalah kondisi ketika aliran darah ke otak terganggu sementara waktu. Pengalaman ini bisa sangat menakutkan, dan penting untuk mengenali gejalanya agar bisa mendapatkan penanganan medis secepatnya.

Mari kita simak kisah dua pasien yang berbagi pengalaman mereka saat pertama kali mengalami penyumbatan pembuluh darah otak. Mereka menceritakan gejala-gejala awal yang mereka rasakan, yang ternyata menjadi sinyal penting untuk mencari pertolongan medis.

Sakit Kepala Hebat dan Mati Rasa pada Anggota Tubuh: Pengalaman Kim Steele-McNeal

Kim Steele-McNeal mengingat dengan jelas suatu hari di bulan Juni 2018. Ia terbangun dengan sakit kepala yang menusuk di belakang mata, yang kemudian menjalar hingga ke bagian atas kepalanya. "Saya merasakan sakit kepala yang sangat kuat, sedikit pusing, tekanan di belakang mata, dan nyeri tumpul di rahang kanan, disertai kedutan kecil di mata kiri," ungkap Kim, seperti dikutip dari American College of Cardiology.

Awalnya, Kim hanya mengonsumsi ibuprofen untuk meredakan sakit kepalanya. Namun, beberapa hari kemudian, kejadian aneh menimpanya. Saat mencuci tangan di kamar mandi kantor, tangan kirinya tiba-tiba kesulitan mematikan keran. "Seluruh lengan kiri saya seolah kehilangan kendali. Saya merasa lengan saya terpisah dari tubuh saya," jelas Kim.

Saat itulah Kim mulai curiga bahwa ia mengalami stroke. Tidak lama kemudian, ia merasakan sisi kiri wajah dan kaki kirinya mulai terkulai. "Saya tidak bisa mengucapkan kata-kata dengan jelas. Saya hanya bisa menjawab pertanyaan dengan menggelengkan kepala," kenangnya.

Kim segera mendapatkan pertolongan dan menjalani pemeriksaan MRI. Hasilnya menunjukkan bahwa Kim mengalami diseksi arteri karotis kanan, yaitu robekan pada arteri yang memasok darah ke kepala dan otak. Akibatnya, aliran darah tersumbat dan melambat. Kim kemudian dirawat di Rumah Sakit Indiana University Health Methodist untuk pemulihan.

Gangguan Penglihatan Sementara: Kisah Jack, Seorang Pensiunan Pengacara

Jack, seorang pensiunan pengacara berusia 82 tahun, mengalami kejadian aneh saat berjalan-jalan dengan istrinya. Tiba-tiba, ia mengalami gangguan penglihatan sementara. "Saya merasakan seolah ada awan abu-abu yang menutupi penglihatan di mata kiri saya," kata Jack, seperti dilansir dari NewYork-Presbyterian Hospital.

Jack segera memeriksakan kondisinya ke dokter, yang kemudian menyarankannya untuk pergi ke ruang gawat darurat. Untungnya, masalah penglihatan yang dialaminya hanya sementara. Dalam perjalanan menuju rumah sakit, lapisan abu-abu itu tiba-tiba menghilang.

Di UGD, dokter melakukan serangkaian tes dan menemukan bahwa Jack mengalami penyumbatan pada arteri karotis. Kondisi ini dikenal sebagai stenosis karotis, yaitu penyempitan pada arteri karotis yang membawa darah ke otak dan kepala. Arteri karotis kanannya hampir sepenuhnya tersumbat dan harus dibersihkan melalui pembedahan.

Jack kemudian berkonsultasi dengan Dr. Jared Knopman, direktur bedah serebrovaskular dan neuroradiologi intervensional di NewYork-Presbyterian/Weill Cornell Medical Center. "Gejala seperti ini mungkin dapat diatasi, tetapi jika diabaikan, dapat menyebabkan stroke serius di kemudian hari," kata Dr. Knopman.

Stenosis karotis terjadi ketika plak menyumbat atau mempersempit arteri karotis yang terletak di kedua sisi leher. Potongan-potongan plak ini dapat pecah secara spontan, menyebabkan hipoksia retina dan mengakibatkan hilangnya penglihatan sementara.

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Berikut adalah beberapa langkah sederhana yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kesehatan pembuluh darah otak Anda dan mengurangi risiko penyumbatan:

1. Jaga Tekanan Darah Tetap Stabil - Tekanan darah tinggi dapat merusak dinding arteri dan mempercepat penumpukan plak. Usahakan untuk menjaga tekanan darah Anda dalam rentang normal melalui pola makan sehat, olahraga teratur, dan obat-obatan jika diresepkan oleh dokter. Misalnya, kurangi konsumsi garam dan makanan olahan.

Contohnya, jika tekanan darah Anda cenderung tinggi, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan saran dan penanganan yang tepat.

2. Kontrol Kadar Kolesterol - Kolesterol tinggi dapat menyebabkan pembentukan plak di arteri. Batasi konsumsi makanan berlemak jenuh dan trans, serta perbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Selain itu, pertimbangkan untuk mengonsumsi suplemen atau obat-obatan penurun kolesterol jika direkomendasikan oleh dokter.

Misalnya, ganti gorengan dengan buah-buahan segar sebagai camilan sehari-hari.

3. Berhenti Merokok - Merokok merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko pembentukan plak. Berhenti merokok adalah salah satu langkah terbaik yang dapat Anda lakukan untuk melindungi kesehatan jantung dan otak Anda. Jika Anda kesulitan berhenti merokok sendiri, carilah bantuan dari dokter atau konselor.

Contohnya, ikuti program berhenti merokok yang banyak tersedia saat ini.

4. Lakukan Olahraga Secara Teratur - Olahraga membantu meningkatkan sirkulasi darah, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL). Usahakan untuk berolahraga setidaknya 30 menit setiap hari, seperti berjalan kaki, berlari, berenang, atau bersepeda.

Contohnya, jadwalkan berjalan kaki selama 30 menit setiap pagi atau sore hari.

Apa saja gejala awal penyumbatan pembuluh darah otak yang dialami oleh Bapak Budi?

Menurut Dr. Siti Fadilah Supari, seorang ahli jantung terkemuka, gejala awal penyumbatan pembuluh darah otak bisa bervariasi. Namun, Bapak Budi perlu waspada jika mengalami sakit kepala hebat yang tiba-tiba, mati rasa atau kelemahan pada salah satu sisi tubuh, kesulitan berbicara, atau gangguan penglihatan mendadak.

Apakah penyumbatan pembuluh darah otak selalu menyebabkan stroke, Ibu Ani?

Menurut Najwa Shihab, seorang jurnalis dan tokoh publik, penyumbatan pembuluh darah otak tidak selalu langsung menyebabkan stroke. Namun, kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya stroke. Penting untuk mendeteksi dan mengobati penyumbatan ini sedini mungkin untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.

Bagaimana cara mendiagnosis penyumbatan pembuluh darah otak, Mas Joko?

Menurut dr. Tirta Mandira Hudhi, seorang dokter dan influencer kesehatan, diagnosis penyumbatan pembuluh darah otak biasanya dilakukan melalui serangkaian pemeriksaan, seperti USG Doppler karotis, CT scan, MRI, atau angiografi. Dokter akan memilih pemeriksaan yang paling sesuai berdasarkan kondisi pasien dan gejala yang dialami.

Apa saja pilihan pengobatan untuk penyumbatan pembuluh darah otak, Mbak Rini?

Menurut Maudy Ayunda, seorang aktris dan aktivis, pilihan pengobatan untuk penyumbatan pembuluh darah otak tergantung pada tingkat keparahan penyumbatan dan kondisi kesehatan pasien. Pilihan pengobatan meliputi pemberian obat-obatan pengencer darah, angioplasti, atau operasi pengangkatan plak (endarterektomi karotis). Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.