Ketahui Gejala Awal Kanker Payudara, Kisah Nyata, Deteksi Dini, dan Harapan Kesembuhan lebih tinggi
Senin, 2 Juni 2025 oleh aisyiyah
Mengenali Bisikan Tubuh: Gejala Awal Kanker Payudara dan Pentingnya Deteksi Dini
Tubuh kita punya cara unik untuk memberi tahu kita saat ada sesuatu yang tidak beres. Salah satunya adalah melalui gejala-gejala awal kanker payudara. Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering terjadi, dan gejalanya bisa sangat bervariasi dari satu orang ke orang lain. Mengenali sinyal-sinyal ini adalah kunci utama untuk deteksi dini, yang pada akhirnya dapat meningkatkan peluang kesembuhan secara signifikan.
Mari kita simak pengalaman beberapa pasien kanker payudara yang berbagi tentang gejala awal yang mereka alami. Pengalaman mereka bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua.
Kisah-Kisah Nyata: Gejala Awal Kanker Payudara dari Para Penyintas
Berikut adalah beberapa gejala awal yang dialami oleh tujuh pasien kanker payudara, yang menunjukkan betapa beragamnya manifestasi penyakit ini:
1. Benjolan yang Meresahkan
Jackie Nowicki, seorang penari profesional, merasakan benjolan di payudara kirinya saat berusia 35 tahun. Karena riwayat keluarga dan hasil tes genetik BRCA yang positif, ia tidak terlalu terkejut saat didiagnosis. Mutasi gen BRCA memang meningkatkan risiko kanker payudara dan ovarium, tetapi faktor lain seperti usia, berat badan pasca-menopause, gaya hidup, dan konsumsi alkohol juga berperan.
2. Garis Lingkar Merah dan Pembengkakan Mendadak
Kanker payudara inflamasi (inflammatory breast cancer) dapat berkembang dengan cepat. Terry Arnold, yang didiagnosis pada usia 49 tahun, mengalami garis melingkar kemerahan dan pembengkakan mendadak di payudara kanannya. Perubahan ini terjadi sangat cepat, hampir dalam semalam.
3. Kulit Payudara yang Berubah Seperti Kulit Jeruk
Jenee Bobbora, seorang konselor profesional, mendapati kulit di payudara kirinya kemerahan, bengkak, dan berlubang-lubang seperti kulit jeruk (peau d'orange) saat ditekan. Saat itu, ia baru berusia 32 tahun.
4. Ruam yang Awalnya Dianggap Sepele
Valerie Fraser, seorang pensiunan, awalnya mengira ruam di payudara kirinya hanya iritasi akibat bra baru. Namun, ruam itu berkembang menjadi pembengkakan, dan empat minggu kemudian, ia didiagnosis kanker payudara. Gejala seperti ini seringkali disalahartikan sebagai gigitan serangga atau iritasi kulit biasa.
5. Nyeri dan Benjolan yang Kembali Menghantui
Tiffany Honken, seorang asisten kesehatan, pernah mengalami benjolan besar di payudara kirinya disertai nyeri hebat dan kemerahan. Sayangnya, beberapa tahun kemudian, nyeri itu kembali di bagian tulang dada, dan hasil CT scan menunjukkan bahwa kanker telah kambuh dan menyebar.
6. Puting yang Tiba-Tiba Masuk ke Dalam
Stephanie Cobb, seorang akuntan, menyadari ada yang tidak beres saat memompa ASI. Payudara kirinya tidak mengeluarkan susu dan perlahan mengeras. Beberapa bulan kemudian, puting susunya tertarik ke dalam, disertai ruam dan perubahan tekstur kulit. Puting yang tiba-tiba terbalik merupakan indikasi kanker payudara inflamasi yang perlu segera diperiksakan.
7. Benjolan di Area Leher, Ketiak, atau Tulang Selangka
JoAnn Hill, seorang manajer TI, menemukan benjolan keras di ketiaknya enam bulan sebelum didiagnosis kanker payudara. Biopsi mengungkapkan bahwa benjolan itu adalah tanda kanker yang telah menyebar ke kelenjar getah bening. Payudaranya juga mengalami pembengkakan, perubahan tekstur kulit seperti kulit jeruk, dan terasa lebih tebal serta hangat.
Gejala kanker payudara memang bisa sangat beragam dan seringkali tidak spesifik. Oleh karena itu, penting untuk tidak mengabaikan perubahan sekecil apapun pada tubuh kita. Deteksi dini adalah kunci untuk meningkatkan peluang kesembuhan.
Mendeteksi kanker payudara sejak dini adalah langkah terbaik untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Berikut beberapa tips yang bisa kamu lakukan secara rutin:
1. Lakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) secara Rutin - SADARI adalah cara sederhana untuk mengenali perubahan pada payudaramu. Lakukan setiap bulan, biasanya seminggu setelah menstruasi, saat payudara tidak terlalu sensitif.
Perhatikan apakah ada benjolan, perubahan ukuran, atau perubahan pada kulit dan puting.
2. Perhatikan Setiap Perubahan pada Payudara - Jangan abaikan perubahan sekecil apapun. Misalnya, ruam yang tidak kunjung hilang, nyeri yang tidak biasa, atau puting yang tiba-tiba masuk ke dalam.
Segera konsultasikan dengan dokter jika kamu menemukan hal yang mencurigakan.
3. Jalani Pemeriksaan Klinis Payudara (SADANIS) oleh Tenaga Medis - SADANIS adalah pemeriksaan payudara yang dilakukan oleh dokter atau tenaga medis terlatih. Pemeriksaan ini lebih detail dan akurat daripada SADARI.
Lakukan SADANIS secara berkala, terutama jika kamu memiliki faktor risiko kanker payudara.
4. Pertimbangkan Mammografi Rutin - Mammografi adalah pemeriksaan radiologi yang menggunakan sinar-X untuk mendeteksi kanker payudara. Mammografi biasanya direkomendasikan untuk wanita berusia 40 tahun ke atas.
Konsultasikan dengan dokter mengenai kapan sebaiknya kamu mulai menjalani mammografi rutin.
5. Jaga Gaya Hidup Sehat - Gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko kanker payudara. Konsumsi makanan bergizi seimbang, olahraga teratur, hindari merokok dan konsumsi alkohol berlebihan, serta kelola stres dengan baik.
Ingat, kesehatan adalah investasi terbaik untuk masa depanmu.
Apakah semua benjolan di payudara pasti kanker, Bu Susi?
Menurut Dr. Maya, seorang onkolog terkemuka, "Tidak semua benjolan di payudara bersifat kanker. Banyak benjolan yang disebabkan oleh kondisi jinak seperti kista atau fibroadenoma. Namun, setiap benjolan harus diperiksakan ke dokter untuk memastikan diagnosis yang tepat."
Apa saja faktor risiko kanker payudara yang perlu diwaspadai oleh Mas Budi?
Menurut Menteri Kesehatan, Bapak Budi Gunadi Sadikin, "Beberapa faktor risiko kanker payudara antara lain usia, riwayat keluarga dengan kanker payudara, mutasi genetik seperti BRCA1 dan BRCA2, obesitas, konsumsi alkohol berlebihan, dan tidak memiliki anak atau memiliki anak setelah usia 30 tahun. Penting untuk menyadari faktor-faktor ini dan melakukan pemeriksaan rutin."
Bagaimana cara melakukan SADARI yang benar, Mbak Rina?
Menurut Dian Sastrowardoyo, seorang public figure yang aktif dalam kampanye kesadaran kanker, "SADARI sebaiknya dilakukan setiap bulan, seminggu setelah menstruasi. Berdiri di depan cermin dan perhatikan apakah ada perubahan pada ukuran, bentuk, atau warna payudara. Kemudian, raba payudara dengan gerakan melingkar menggunakan ujung jari. Perhatikan apakah ada benjolan atau area yang terasa berbeda dari biasanya."
Apakah laki-laki juga bisa terkena kanker payudara, Pak Joko?
Menurut Dr. Tirta Mandira Hudhi, seorang dokter dan influencer kesehatan, "Ya, laki-laki juga bisa terkena kanker payudara, meskipun kasusnya jauh lebih jarang dibandingkan pada wanita. Gejala pada laki-laki biasanya berupa benjolan di payudara, perubahan pada puting, atau keluarnya cairan dari puting. Jika mengalami gejala tersebut, segera periksakan diri ke dokter."