Ketahui, Adian Napitupulu Mengusulkan Penghapusan Biaya Layanan Aplikasi Transportasi Online demi Keadilan Konsumen!

Kamis, 22 Mei 2025 oleh aisyiyah

Ketahui, Adian Napitupulu Mengusulkan Penghapusan Biaya Layanan Aplikasi Transportasi Online demi Keadilan Konsumen!

Adian Napitupulu Mengusulkan Penghapusan Biaya Layanan Aplikasi Transportasi Online: Bagaimana Nasib Pengemudi dan Konsumen?

Anggota DPR dari Fraksi PDIP, Adian Napitupulu, baru-baru ini menyuarakan keprihatinannya mengenai biaya tambahan yang selama ini dibebankan kepada konsumen dan pengemudi transportasi online. Dalam sebuah rapat yang diadakan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, pada hari Rabu (21/5/2025), Adian secara tegas mengusulkan agar biaya layanan dan biaya aplikasi yang diterapkan oleh platform transportasi online dihapuskan.

Menurut Adian, potongan biaya yang dikenakan kepada pengemudi tidak hanya terbatas pada persentase yang telah ditetapkan (lebih dari 10%), tetapi juga mencakup biaya-biaya tersembunyi lainnya. "Bayangkan saja," ujarnya, "jika seorang pengemudi mendapatkan order sebesar Rp 30 ribu, kemudian dipotong 30%, 40%, atau bahkan 50% oleh aplikator, masih ada lagi potongan lain yang harus ditanggung, yaitu biaya layanan dan biaya aplikasi yang dibebankan kepada konsumen."

Adian menyoroti bahwa biaya layanan dan biaya aplikasi ini bisa mencapai lebih dari Rp 10 ribu per transaksi. Lebih lanjut, ia mempertanyakan dasar hukum yang mendasari pengenaan biaya-biaya tersebut. "Jadi, aplikator mendapatkan keuntungan ganda," jelasnya. "Mereka mengambil sekian rupiah dari pengemudi, dan sekian rupiah lagi dari konsumen. Jika kita asumsikan aplikator mendapatkan Rp 10 ribu per orderan dari pengemudi dan Rp 10 ribu dari konsumen, lalu dikalikan dengan jumlah pengemudi dan merchant mereka (4,2 juta), maka mereka bisa meraup keuntungan setidaknya Rp 92 miliar per hari."

Adian mengakui bahwa ia tidak memahami logika di balik pemotongan biaya tersebut. Menurutnya, permasalahan transportasi online tidak hanya berkutat pada besaran potongan komisi, tetapi juga melibatkan transparansi dan keadilan dalam pengenaan biaya layanan dan biaya aplikasi. "Ini bukan sekadar masalah potongan 10 persen," tegasnya. "Logikanya, jika pengemudi sudah membayar untuk menggunakan aplikasi, mengapa konsumen juga harus membayar biaya aplikasi? Bukankah ini berarti aplikasi dibayar oleh dua pihak?"

Ia menambahkan, "Kita harus memikirkan bagaimana masa depan transportasi online 2, 3, 4, atau 5 tahun ke depan. Regulasi yang kita buat harus memiliki visi yang jelas dan mampu memprediksi dampak yang mungkin terjadi."

Sebagai contoh, Adian menyinggung praktik di India, di mana sistem komisi telah dihapuskan dan digantikan dengan sistem berlangganan aplikasi bagi pengemudi. "Sistem berlangganan ini memberikan kepastian biaya yang jelas dan logis bagi pengemudi," ujarnya.

"Biaya layanan dan biaya aplikasi ini, yang langsung masuk ke kantong aplikator sebesar Rp 12 ribu atau Rp 10 ribu, terasa semakin menyakitkan karena tidak memiliki dasar hukum yang jelas," lanjutnya.

Oleh karena itu, Adian mengusulkan agar biaya layanan dan biaya aplikasi dihapuskan sepenuhnya. Ia berpendapat bahwa praktik yang diterapkan di negara lain tidak bisa serta merta dijadikan dasar hukum di Indonesia. "Ini sudah terjadi bertahun-tahun, dan menurut saya ini aneh. Kita seolah-olah hidup bernegara tanpa negara. Saya meminta agar biaya-biaya ini dicabut. Tidak boleh ada lagi biaya layanan dan biaya jasa aplikasi," tegasnya.

Hai teman-teman! Biaya transportasi online memang seringkali bikin pusing ya. Nah, biar pengeluaranmu nggak jebol, yuk simak beberapa tips jitu berikut ini:

1. Rencanakan Perjalananmu dengan Matang - Sebelum memesan transportasi online, coba pertimbangkan rute alternatif atau waktu yang lebih hemat. Misalnya, hindari jam sibuk karena biasanya tarif akan lebih mahal.

Contohnya, jika kamu harus ke kantor, coba berangkat 30 menit lebih awal. Biasanya, tarif di jam 6 pagi lebih murah daripada jam 7 pagi.

2. Manfaatkan Promo dan Diskon - Aplikasi transportasi online seringkali menawarkan promo dan diskon menarik. Jangan lupa untuk selalu mengecek dan memanfaatkannya.

Misalnya, kamu bisa mendapatkan diskon jika menggunakan metode pembayaran tertentu atau mengikuti program loyalitas.

3. Pertimbangkan Opsi Berbagi Tumpangan (Ride Sharing) - Jika memungkinkan, ajak teman atau kolega yang searah untuk berbagi tumpangan. Selain lebih hemat, kamu juga bisa mengurangi kemacetan.

Beberapa aplikasi menyediakan fitur berbagi tumpangan yang memungkinkan kamu mencari orang lain yang memiliki rute yang sama.

4. Bandingkan Harga dari Beberapa Aplikasi - Jangan terpaku pada satu aplikasi saja. Coba bandingkan harga dari beberapa aplikasi transportasi online untuk mendapatkan penawaran terbaik.

Beberapa aplikasi mungkin menawarkan tarif yang lebih kompetitif pada waktu-waktu tertentu.

5. Gunakan Transportasi Publik Jika Memungkinkan - Jika ada opsi transportasi publik yang nyaman dan terjangkau, pertimbangkan untuk menggunakannya. Ini bisa menjadi alternatif yang lebih hemat daripada transportasi online.

Misalnya, jika rumahmu dekat dengan stasiun kereta atau halte bus, manfaatkan fasilitas tersebut untuk mengurangi biaya transportasi.

6. Buat Anggaran Transportasi Bulanan - Tentukan batas maksimal pengeluaran untuk transportasi online setiap bulannya. Dengan begitu, kamu bisa lebih disiplin dan menghindari pengeluaran yang berlebihan.

Gunakan aplikasi pencatat keuangan atau spreadsheet untuk melacak pengeluaran transportasimu.

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan biaya layanan dan biaya aplikasi yang dipermasalahkan oleh Bapak Adian, ya? - Tanya, Budi Santoso

Menurut Bapak Adian Napitupulu, biaya layanan dan biaya aplikasi adalah biaya tambahan yang dibebankan kepada konsumen saat memesan transportasi online, selain dari potongan yang sudah dikenakan kepada pengemudi. Biaya ini dianggap tidak memiliki dasar hukum yang jelas dan menambah beban bagi konsumen.

Jika biaya layanan dan biaya aplikasi dihapuskan, apakah pengemudi transportasi online akan terkena dampaknya? - Tanya, Siti Aminah

Menurut Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, penghapusan biaya layanan dan biaya aplikasi harus dikaji secara mendalam agar tidak merugikan pengemudi transportasi online. Pemerintah perlu mencari solusi yang adil dan berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat.

Apakah ada negara lain yang sudah menerapkan sistem yang berbeda terkait biaya transportasi online? - Tanya, Joko Susilo

Seperti yang disampaikan oleh Bapak Adian Napitupulu, India telah menerapkan sistem berlangganan aplikasi bagi pengemudi transportasi online. Sistem ini menggantikan sistem komisi dan memberikan kepastian biaya yang lebih jelas bagi pengemudi.

Apa langkah selanjutnya yang akan diambil oleh DPR terkait usulan penghapusan biaya layanan dan biaya aplikasi ini? - Tanya, Maria Goretti

Menurut Bambang Soesatyo, Ketua MPR RI, usulan penghapusan biaya layanan dan biaya aplikasi ini akan dibahas lebih lanjut dalam rapat-rapat komisi terkait di DPR. DPR akan mengundang berbagai pihak terkait, termasuk aplikator, pengemudi, dan konsumen, untuk memberikan masukan dan mencari solusi terbaik.