Ketahui 9 Kisah Inspiratif Tokoh Hebat Pengidap Skizofrenia, Dari Aaron Carter Hingga Van Gogh, Mereka Mendobrak Batasan

Minggu, 25 Mei 2025 oleh aisyiyah

Ketahui 9 Kisah Inspiratif Tokoh Hebat Pengidap Skizofrenia, Dari Aaron Carter Hingga Van Gogh, Mereka Mendobrak Batasan

Di Balik Layar: 9 Tokoh Inspiratif yang Berjuang dengan Skizofrenia

Tidak ada seorang pun yang memilih untuk hidup dengan skizofrenia, sebuah gangguan mental yang kompleks dan seringkali berat. Namun, kenyataannya, beberapa tokoh terkenal dalam sejarah dan budaya populer diketahui pernah berjuang dengan kondisi ini. Mereka membuktikan bahwa skizofrenia bukan akhir dari segalanya, dan bahwa pencapaian luar biasa tetap mungkin diraih.

Setiap tanggal 24 Mei, dunia memperingati Hari Skizofrenia Sedunia. Momen ini menjadi pengingat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang skizofrenia, mengurangi stigma, dan memberikan dukungan kepada mereka yang hidup dengan kondisi ini.

Skizofrenia adalah gangguan mental yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku. Gejala-gejalanya meliputi halusinasi (melihat atau mendengar sesuatu yang tidak nyata), delusi (keyakinan yang salah dan kuat), dan gangguan dalam proses berpikir. Kondisi ini dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk kemampuan untuk bekerja, menjalin hubungan sosial, dan merawat diri sendiri.

Sayangnya, di Indonesia, skizofrenia masih sering disalahpahami dan distigmatisasi. Banyak orang dengan skizofrenia (ODS) menghadapi diskriminasi dan kesulitan mengakses perawatan yang tepat. Stigma yang melekat pada gangguan mental ini seringkali membuat mereka dijauhi atau bahkan dianggap "gila" atau "kesurupan."

Tokoh-Tokoh Terkenal yang Pernah Berjuang dengan Skizofrenia

Meskipun menghadapi tantangan yang berat, sejumlah tokoh terkenal telah membuktikan bahwa mereka mampu meraih kesuksesan dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi dunia. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  1. Aaron Carter

    Bintang pop era 90-an ini secara terbuka mengungkapkan perjuangannya melawan skizofrenia, bipolar, dan gangguan kepribadian ganda. Di balik ketenarannya, Aaron bergumul dengan masalah kesehatan mental dan kecanduan. Ia meninggal dunia pada November 2022 di usia 34 tahun.

  2. Zelda Fitzgerald

    Ikon era Jazz Age dan istri dari penulis F. Scott Fitzgerald, Zelda dikenal karena gaya hidupnya yang glamor. Namun, di balik gemerlapnya dunia hiburan, Zelda didiagnosis menderita skizofrenia di usia 30-an. Ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di rumah sakit jiwa sebelum meninggal dunia pada usia 47 tahun.

  3. John Nash

    Kisah hidup matematikawan jenius dan peraih Nobel ini diangkat ke layar lebar dalam film "A Beautiful Mind." Nash meyakini bahwa skizofrenia yang ia alami justru membantunya menjadi seorang matematikawan hebat, meskipun ia juga mengakui tantangan yang dihadirkannya.

  4. Donny Hathaway

    Legenda musik soul ini didiagnosis menderita skizofrenia paranoid di puncak kariernya. Meskipun sempat menunjukkan perbaikan dengan pengobatan, Hathaway kemudian berhenti mengonsumsi obatnya, yang menyebabkan kondisinya memburuk dan kariernya meredup. Ia meninggal dunia karena bunuh diri pada tahun 1979.

  5. Jack Kerouac

    Pelopor gerakan Beat Generation ini didiagnosis dengan demensia praecox, istilah lama untuk skizofrenia. Karya-karyanya sangat berpengaruh terhadap gerakan-gerakan subkultur yang muncul setelahnya. Pengalaman hidupnya, termasuk perjalanan lintas negaranya pada tahun 1947, menjadi inspirasi untuk novel terkenalnya "On The Road."

  6. Joey Ramone

    Vokalis dan pendiri band punk rock Ramones ini didiagnosis menderita skizofrenia dan gangguan obsesif-kompulsif (OCD) saat berusia 18 tahun. Musik menjadi salah satu cara baginya untuk mengelola penyakitnya. Ia pernah mengatakan bahwa rock n roll adalah penyelamatnya.

  7. Jake Lloyd

    Aktor yang memerankan Anakin Skywalker muda dalam "Star Wars: Episode I - The Phantom Menace" ini pensiun dari dunia akting karena perundungan. Pada tahun 2008, ia mengalami halusinasi dan merasa diikuti, yang kemudian mengarah pada diagnosis skizofrenia paranoid. Kondisinya semakin memburuk setelah kematian saudara perempuannya. Pada tahun 2023, ia dirawat di rumah sakit jiwa setelah mengalami gangguan psikotik.

  8. Peter Green

    Pendiri band Fleetwood Mac ini berjuang melawan paranoia, yang membuatnya keluar dari band pada tahun 1970. Setelah pulih, ia kembali bermusik dan dihormati dengan masuknya ke Rock and Roll Hall of Fame pada tahun 1998.

  9. Vincent Van Gogh

    Pelukis post-impresionis yang sangat berpengaruh ini diyakini oleh para sejarawan menderita skizofrenia. Banyak yang percaya bahwa gaya lukisannya yang khas dipengaruhi oleh kondisi mentalnya. Van Gogh mengakhiri hidupnya pada usia 37 tahun.

Skizofrenia adalah kondisi yang kompleks, tetapi ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka yang hidup dengan kondisi ini. Berikut adalah beberapa tips praktis yang bisa kamu terapkan:

1. Edukasi Diri Sendiri - Pelajari sebanyak mungkin tentang skizofrenia. Memahami gejala, penyebab, dan pengobatan akan membantu kamu lebih berempati dan memberikan dukungan yang lebih baik. Misalnya, ketahui bahwa halusinasi dan delusi adalah bagian dari penyakit dan bukan pilihan.

Semakin banyak informasi yang kamu miliki, semakin baik kamu bisa memahami pengalaman orang dengan skizofrenia.

2. Dengarkan dengan Empati - Berikan kesempatan bagi orang dengan skizofrenia untuk berbagi pengalaman mereka tanpa menghakimi. Tunjukkan bahwa kamu peduli dan bersedia mendengarkan. Misalnya, katakan "Aku di sini untukmu" atau "Aku ingin memahami apa yang kamu rasakan."

Hindari menyangkal atau meremehkan pengalaman mereka, meskipun kamu tidak memahaminya sepenuhnya.

3. Dukung Pengobatan - Dorong orang dengan skizofrenia untuk mencari dan mengikuti pengobatan yang direkomendasikan oleh profesional kesehatan mental. Bantu mereka mencari informasi tentang dokter, terapi, dan dukungan komunitas. Misalnya, tawarkan untuk menemani mereka ke janji temu atau membantu mereka mengatur obat-obatan.

Pengobatan yang tepat sangat penting untuk mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup.

4. Ciptakan Lingkungan yang Mendukung - Bantu menciptakan lingkungan yang aman, stabil, dan bebas dari stres bagi orang dengan skizofrenia. Kurangi pemicu stres dan berikan dukungan emosional. Misalnya, pastikan mereka memiliki tempat tinggal yang nyaman, rutinitas yang teratur, dan akses ke aktivitas yang mereka nikmati.

Lingkungan yang mendukung dapat membantu mengurangi gejala dan meningkatkan kemampuan untuk berfungsi.

5. Promosikan Aktivitas Sosial - Dorong orang dengan skizofrenia untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan menjalin hubungan dengan orang lain. Bantu mereka mencari kelompok dukungan, klub, atau kegiatan sukarela yang sesuai dengan minat mereka. Misalnya, tawarkan untuk bergabung dengan mereka dalam kegiatan tersebut atau membantu mereka membangun kepercayaan diri.

Interaksi sosial dapat membantu mengurangi isolasi dan meningkatkan rasa memiliki.

6. Jaga Diri Sendiri - Merawat orang dengan skizofrenia bisa sangat menantang. Penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental kamu sendiri. Cari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental. Misalnya, luangkan waktu untuk beristirahat, melakukan aktivitas yang kamu nikmati, dan berbicara dengan seseorang yang dapat kamu percayai.

Jangan ragu untuk meminta bantuan jika kamu merasa kewalahan.

Apakah skizofrenia itu menular, Bu Ratna?

Menurut Prof. Dr. Eka Viora, SpKJ, seorang psikiater terkemuka, "Skizofrenia bukanlah penyakit menular. Ini adalah gangguan mental kompleks yang disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, biologis, dan lingkungan. Jadi, tidak perlu khawatir tertular skizofrenia dari orang lain."

Bisakah skizofrenia disembuhkan total, Mas Budi?

Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Nova Riyanti Yusuf, seorang aktivis kesehatan mental, "Meskipun skizofrenia belum bisa disembuhkan total, gejalanya dapat dikelola dengan pengobatan yang tepat, terapi, dan dukungan sosial. Dengan penanganan yang komprehensif, orang dengan skizofrenia dapat menjalani kehidupan yang produktif dan bermakna."

Bagaimana cara terbaik mendukung teman yang didiagnosis skizofrenia, Mbak Sari?

Menurut Ibu Dra. Lucia Royanto, M.Si, seorang psikolog klinis, "Dukungan terbaik yang bisa kamu berikan adalah dengan mendengarkan tanpa menghakimi, mendorong mereka untuk mencari pengobatan, dan menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung. Ingatlah bahwa kesabaran dan pengertian sangat penting dalam membantu mereka menjalani masa-masa sulit."

Apa saja mitos yang sering salah tentang skizofrenia, Pak Joko?

Seperti yang disampaikan oleh Bapak Benny Prawira, seorang pegiat isu disabilitas mental, "Salah satu mitos yang paling umum adalah bahwa orang dengan skizofrenia berbahaya. Padahal, sebagian besar dari mereka tidak melakukan kekerasan dan lebih mungkin menjadi korban kekerasan. Mitos lainnya adalah bahwa skizofrenia disebabkan oleh kesalahan orang tua atau kurangnya kemauan. Ini tidak benar; skizofrenia adalah penyakit yang kompleks dengan banyak faktor penyebab."