Kartu As China Lawan Perang Dagang AS, Akankah Berhasil Menang?

Minggu, 27 April 2025 oleh aisyiyah

Kartu As China Lawan Perang Dagang AS, Akankah Berhasil Menang?

Kartu As China dalam Melawan Perang Dagang AS

Perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) semakin memanas. China tak tinggal diam dan telah menyiapkan strategi jitu untuk melawan gempuran tarif dari AS. Situasi ini menciptakan ketidakpastian global, bahkan bayangan resesi pun mulai membayang. Meskipun Presiden Xi Jinping menyatakan keterbukaannya untuk berdialog, ia juga menegaskan kesiapan China untuk "berjuang sampai titik darah penghabisan" jika diperlukan.

Lalu, apa saja strategi andalan China dalam menghadapi perang dagang yang digagas Presiden Trump ini? Mari kita ulas.

Keunggulan Ekonomi dan Pasar Domestik yang Luas

Sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia, China memiliki daya tahan yang lebih kuat terhadap dampak tarif dibandingkan negara-negara kecil. Dengan populasi lebih dari satu miliar jiwa, pasar domestik China menjadi andalan untuk menyerap produk ekspor yang terdampak tarif AS. Meskipun konsumsi domestik sempat menurun, pemerintah China berupaya menggenjotnya melalui berbagai insentif, seperti subsidi untuk peralatan rumah tangga dan tiket kereta bagi pensiunan. Strategi ini sekaligus mendorong potensi konsumsi domestik yang besar.

Toleransi dan Nasionalisme

Sebagai negara otoriter, China memiliki toleransi yang lebih tinggi terhadap kesulitan ekonomi. Pemerintah juga tidak terlalu terbebani oleh opini publik jangka pendek, mengingat tidak adanya pemilu dalam waktu dekat. Namun, keresahan sosial tetap menjadi perhatian, terutama terkait krisis perumahan dan lapangan pekerjaan. Di sisi lain, Partai Komunis China memanfaatkan sentimen nasionalisme untuk membenarkan sikap perlawanan terhadap AS, menyerukan persatuan rakyat untuk "menghadapi badai bersama".

Investasi Besar-besaran di Bidang Teknologi

Di bawah kepemimpinan Xi Jinping, China berlomba dengan AS untuk mendominasi teknologi. Investasi besar-besaran digelontorkan untuk mengembangkan teknologi dalam negeri, mulai dari energi terbarukan hingga kecerdasan buatan (AI). Contohnya, chatbot DeepSeek yang digadang-gadang sebagai pesaing ChatGPT, dan BYD yang menyalip Tesla sebagai produsen kendaraan listrik terbesar dunia. China juga berencana menggelontorkan lebih dari US$1 triliun untuk inovasi AI dalam dekade mendatang. Keahlian rantai pasokan dan dukungan pemerintah yang kuat menjadikan China lawan tangguh dalam perang dagang ini.

Diversifikasi Pasar dan Inisiatif Sabuk dan Jalan

Tarif yang diterapkan Trump pada tahun 2018 justru mendorong China untuk mempercepat diversifikasi pasar. Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative) menjadi kunci untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara berkembang. China juga mengurangi ketergantungan pada AS untuk komoditas seperti kedelai, dengan meningkatkan produksi dalam negeri dan mengimpor dari Brasil. Strategi ini memperkuat ketahanan pangan China sekaligus mengurangi pangsa pasar petani Amerika.

Jaringan Perdagangan Global yang Luas

China adalah mitra dagang terbesar bagi 60 negara pada tahun 2023, hampir dua kali lipat dari AS. Dengan surplus perdagangan mencapai US$1 triliun di akhir 2024, China memiliki posisi tawar yang kuat. Meskipun AS tetap menjadi mitra dagang penting, China tidak mudah dipojokkan. Beijing bahkan memperingatkan negara lain untuk tidak "mencapai kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan China".

Memanfaatkan Kelemahan Trump dan Monopoli Unsur Tanah Jarang

China menyadari sensitivitas Trump terhadap pasar obligasi dan memegang obligasi pemerintah AS senilai US$700 miliar. Meskipun penjualan obligasi ini berisiko, hal ini tetap menjadi alat tawar. Senjata pamungkas China adalah monopolinya atas unsur tanah jarang, yang krusial untuk manufaktur teknologi canggih. Pembatasan ekspor unsur tanah jarang dapat mengganggu berbagai industri, mulai dari kendaraan listrik hingga pertahanan.

Perang dagang AS-China dapat berdampak pada perekonomian global. Berikut beberapa tips untuk menghadapinya:

1. Diversifikasi Investasi - Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang. Sebarkan investasi Anda ke berbagai instrumen, seperti saham, obligasi, emas, dan properti. Contoh: Jika Anda memiliki investasi di saham AS, pertimbangkan untuk menambah investasi di pasar saham Asia.

2. Pantau Perkembangan Ekonomi Global - Ikuti berita dan analisis ekonomi untuk memahami tren dan potensi dampaknya. Contoh: Baca artikel dan laporan dari lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia.

3. Kelola Keuangan Pribadi dengan Bijak - Buat anggaran, hindari pengeluaran yang tidak perlu, dan tingkatkan tabungan. Contoh: Catat pengeluaran Anda setiap bulan dan identifikasi area di mana Anda dapat menghemat.

4. Tingkatkan Keahlian dan Kompetensi - Di era persaingan global, penting untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Contoh: Ikuti kursus online atau pelatihan untuk meningkatkan keterampilan yang relevan dengan bidang pekerjaan Anda.

Apa dampak perang dagang terhadap Indonesia, Bu Sri Mulyani?

(Sri Mulyani, Menteri Keuangan RI): Perang dagang menciptakan ketidakpastian global yang dapat mempengaruhi ekspor-impor dan investasi di Indonesia. Pemerintah terus memantau perkembangan dan menyiapkan kebijakan untuk memitigasi dampak negatifnya.

Bagaimana strategi UMKM untuk bertahan di tengah perang dagang, Pak Rosan Roeslani?

(Rosan Roeslani, Ketua KADIN): UMKM perlu berinovasi, meningkatkan kualitas produk, dan mencari pasar alternatif. Pemanfaatan teknologi digital dan kerjasama antar UMKM juga sangat penting.

Apa peran teknologi dalam perang dagang ini, Pak Nadiem Makarim?

(Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi): Teknologi menjadi senjata utama dalam perang dagang. Penguasaan teknologi canggih sangat krusial untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian suatu negara.

Bagaimana prospek ekonomi global ke depannya, Pak Perry Warjiyo?

(Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia): Prospek ekonomi global masih dibayangi ketidakpastian akibat perang dagang dan faktor geopolitik lainnya. Bank sentral di berbagai negara terus berupaya menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan.

Bagaimana pandangan Bapak terhadap strategi China, Pak Dino Patti Djalal?

(Dino Patti Djalal, diplomat dan analis hubungan internasional): Strategi China mencerminkan pendekatan jangka panjang yang fokus pada pembangunan ekonomi dan teknologi dalam negeri, serta diversifikasi hubungan internasional. Ini membuat mereka menjadi pemain yang tangguh di panggung global.

Apa saran Ibu untuk investor ritel di Indonesia, Bu Destry Damayanti?

(Destry Damayanti, Komisioner OJK): Investor ritel perlu berhati-hati dan tidak terbawa panik. Lakukan riset sebelum berinvestasi, diversifikasi portofolio, dan konsultasikan dengan penasihat keuangan jika diperlukan.