Inilah Prediksi Ilmuwan Jepang, Kiamat Terjadi di Tahun 1.000.002.021, Apa Kata Mereka tentang Ini?
Rabu, 14 Mei 2025 oleh aisyiyah
Ilmuwan Jepang Ungkap Prediksi Akhir Zaman: Matahari Telan Bumi di Tahun 1.000.002.021!
Kabar mengejutkan datang dari para ilmuwan Jepang! Berdasarkan simulasi superkomputer, mereka memprediksi Matahari akan menjadi penyebab utama berakhirnya kehidupan di Bumi. Kapan tepatnya? Paling lambat di tahun 1.000.002.021.
Kita semua tahu, Matahari pada akhirnya akan memasuki fase "Raksasa Merah" di penghujung usianya. Proses ini niscaya akan menelan planet-planet terdekat, termasuk Merkurius, Venus, dan tentu saja, Bumi. Namun, jangan panik dulu! Kehidupan di Bumi kemungkinan besar sudah tidak ada jauh sebelum momen dramatis itu terjadi.
Para peneliti dari Universitas Toho di Jepang memperkirakan kiamat Matahari akan terjadi sekitar lima miliar tahun lagi, saat Matahari kehabisan bahan bakar hidrogennya. Tapi, mereka yakin, tidak ada manusia yang akan menyaksikannya. Mengapa? Karena pada tahun satu miliar mendatang, kondisi Bumi diperkirakan sudah sangat ekstrem dan tidak lagi mendukung kehidupan.
Bayangkan saja, energi panas yang dahsyat dari Matahari akan membakar habis semua organisme di Bumi. Belum lagi lontaran massa koronal dan sinar gamma yang sangat berbahaya. Saat ini pun, kita sudah merasakan dampaknya melalui solar flare atau badai Matahari, yang bisa mengganggu komunikasi radio, satelit, dan sistem GPS. Dan diperkirakan, intensitasnya akan terus meningkat.
Seiring bertambah panasnya Matahari, atmosfer Bumi akan mengalami perubahan drastis. Kadar oksigen akan menurun, suhu akan melonjak tajam, dan kualitas udara akan memburuk. Kehidupan di Bumi tidak akan berakhir seketika, melainkan melalui proses degradasi yang lambat dan tak terhindarkan.
Namun, ada secercah harapan! Dengan kemajuan teknologi yang pesat, umat manusia mungkin bisa menemukan cara untuk bertahan hidup. Salah satunya adalah dengan menyebar dan menjajah planet-planet lain di galaksi Bima Sakti. Mars, tentu saja, menjadi kandidat utama.
Elon Musk, sang inovator, juga pernah mengungkapkan hal serupa. "Pada akhirnya, seluruh kehidupan di Bumi akan hancur oleh Matahari," ujarnya dalam sebuah wawancara. "Matahari secara bertahap mengembang, dan kita harus menjadi peradaban antarplanet karena Bumi akan terbakar."
Musk memperkirakan kita memiliki waktu sekitar 450 juta tahun sebelum Bumi menjadi terlalu panas untuk ditinggali. Waktu yang cukup panjang bagi SpaceX untuk mengembangkan Starship, roket raksasa yang dapat digunakan kembali, untuk mewujudkan koloni manusia di Mars.
Starship, roket terbesar dan terkuat yang pernah dibuat, telah menjalani delapan kali uji terbang. Dua misi uji di tahun 2025 menunjukkan hasil yang menjanjikan. Meskipun tahap atas roket meledak, pendorong tahap pertama Super Heavy bekerja dengan baik. SpaceX kini tengah bersiap untuk peluncuran Starship berikutnya.
Meskipun kiamat Matahari masih jutaan tahun lagi, tidak ada salahnya mempersiapkan diri (secara mental dan pengetahuan) serta berkontribusi pada upaya penyelamatan Bumi. Berikut beberapa tips yang bisa kamu lakukan:
1. Pelajari Ilmu Astronomi Dasar - Memahami bagaimana alam semesta bekerja, termasuk siklus hidup bintang seperti Matahari, akan membuatmu lebih menghargai keberadaan Bumi dan termotivasi untuk menjaganya. Kamu bisa mulai dengan membaca buku, artikel, atau mengikuti kursus online.
Misalnya, pelajari tentang proses fusi nuklir yang terjadi di Matahari dan bagaimana proses ini akan berakhir.
2. Dukung Penelitian dan Pengembangan Teknologi - Berikan dukungan, baik secara finansial maupun moral, kepada para ilmuwan dan insinyur yang sedang berupaya mengembangkan teknologi baru, seperti roket yang dapat membawa manusia ke planet lain atau teknologi energi bersih untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Kamu bisa ikut berdonasi ke lembaga riset atau sekadar menyebarkan informasi tentang penemuan-penemuan terbaru.
3. Kurangi Jejak Karbon - Meskipun kiamat Matahari adalah ancaman jangka panjang, perubahan iklim adalah ancaman nyata yang sedang kita hadapi saat ini. Kurangi penggunaan energi fosil, gunakan transportasi publik, daur ulang sampah, dan konsumsi makanan yang berkelanjutan.
Contohnya, biasakan naik sepeda atau berjalan kaki untuk jarak dekat, daripada menggunakan mobil.
4. Edukasi Diri Sendiri dan Orang Lain Tentang Perubahan Iklim - Semakin banyak orang yang sadar akan dampak perubahan iklim, semakin besar kemungkinan kita untuk mengambil tindakan yang efektif.
Bagikan informasi yang akurat dan terpercaya tentang perubahan iklim kepada teman, keluarga, dan komunitasmu.
5. Berkontribusi dalam Aksi Konservasi Lingkungan - Bergabunglah dengan organisasi atau kelompok yang fokus pada pelestarian lingkungan. Kamu bisa ikut menanam pohon, membersihkan pantai, atau mengkampanyekan kebijakan yang ramah lingkungan.
Misalnya, ikut serta dalam kegiatan bersih-bersih sungai atau kampanye pengurangan penggunaan plastik.
6. Bersiap Secara Mental untuk Kemungkinan Terburuk - Meskipun kita berharap umat manusia bisa bertahan hidup dan mengatasi semua tantangan, penting untuk bersiap secara mental menghadapi kemungkinan terburuk. Fokus pada hal-hal yang bisa kamu kendalikan dan hargai setiap momen dalam hidupmu.
Ingat, ketahanan mental adalah kunci untuk menghadapi masa depan yang tidak pasti.
Apakah benar Bumi akan ditelan Matahari, menurut Mbak Rina?
Menurut Prof. Dr. Ir. Thomas Djamaluddin, M.Sc., Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), "Benar, secara ilmiah Matahari akan memasuki fase Raksasa Merah dan menelan planet-planet terdekat, termasuk Bumi. Namun, ini akan terjadi miliaran tahun lagi. Jauh sebelum itu, kondisi Bumi sudah tidak layak huni akibat perubahan iklim dan faktor lainnya."
Apa yang dimaksud dengan 'Raksasa Merah', menurut Mas Budi?
Dr. Premana W. Premadi, astronom dari Institut Teknologi Bandung (ITB) menjelaskan, "Raksasa Merah adalah fase dalam evolusi bintang seperti Matahari, di mana bintang tersebut kehabisan bahan bakar hidrogen di intinya dan mulai membakar hidrogen di lapisan luarnya. Akibatnya, bintang tersebut mengembang menjadi sangat besar dan berwarna merah."
Apakah kita bisa menghindari kiamat Matahari, menurut Ibu Ani?
Menurut Dr. Yohanes Surya, fisikawan dan pendiri Surya Institute, "Secara teoritis, mungkin saja kita bisa menghindari kiamat Matahari dengan memindahkan Bumi ke orbit yang lebih jauh. Namun, ini adalah tantangan teknologi yang sangat besar dan belum bisa kita lakukan saat ini. Fokus utama kita sekarang adalah menjaga Bumi tetap layak huni selama mungkin."
Apa peran Elon Musk dalam menghadapi ancaman Matahari, menurut Bapak Joko?
Menurut Prof. Dr. Ing. Eniya Listiani Dewi, Perekayasa Utama BRIN, "Elon Musk melalui SpaceX memiliki visi untuk menjadikan manusia sebagai spesies antarplanet. Pengembangan roket Starship adalah langkah penting dalam mewujudkan visi tersebut, yang pada akhirnya bisa menjadi solusi untuk menghindari kepunahan akibat ancaman dari Matahari atau bencana alam lainnya."
Kapan Starship akan siap digunakan untuk kolonisasi Mars, menurut Nona Siti?
Menurut Dr. Risa Permana, peneliti astrofisika, "Meskipun Starship telah menunjukkan kemajuan yang signifikan, masih banyak tantangan teknis yang perlu diatasi sebelum bisa digunakan untuk kolonisasi Mars. SpaceX menargetkan untuk melakukan misi berawak ke Mars dalam beberapa tahun mendatang, tetapi tanggal pastinya masih belum bisa dipastikan."