Heboh Penemuan Harta Karun Emas Rp2 Miliar Saat Gali Kubur, Kisah Tak Terduga yang Menggemparkan Warga Setempat
Sabtu, 12 April 2025 oleh aisyiyah
Gali Tanah untuk Liang Lahat, Tak Disangka Bertemu Harta Karun Emas Miliaran Rupiah
Pagi itu, Selasa 8 November 1989, duka menyelimuti Abas dan sembilan rekannya, para penggali kubur di Gerbang Ilir, Cirebon. Kepergian Sabur membuat mereka harus segera bekerja. Liang lahat berukuran 2x1 meter harus siap sebelum jenazah tiba. Di bawah hangatnya mentari pagi, Abas mulai mengayunkan cangkulnya, membelah tanah merah yang masih basah oleh embun.
Namun, baru setengah meter cangkulnya menembus tanah, sesuatu terasa janggal. Dentingan logam yang saling beradu terdengar, bukan suara tanah atau batu seperti biasanya. "Seperti batu kapur," ujar Abas, seperti dikutip Suara Karya (10 November 1989).
Rasa penasaran mengalahkan duka. Bukan batu kapur, cangkul Abas ternyata mengenai benda logam bundar. Dengan hati-hati, Abas dan rekan-rekannya melanjutkan penggalian. Semakin dalam mereka menggali, semakin banyak kejutan yang muncul. Dua logam panjang melintang, 27 logam bundar seberat 0,5-1 kilogram, dan… dua mahkota emas berkilauan!
Para penggali kubur itu tak menyangka telah menemukan harta karun! Harian Merdeka (10 November 1989) melaporkan, kedua mahkota emas tersebut memiliki kadar 24 karat dengan berat masing-masing 1,2 kg, total 2,4 kg. Saat itu, harga emas per gram hanya Rp10.000, sehingga nilai harta karun tersebut mencapai Rp24 juta – jumlah yang fantastis di tahun 1989, di mana harga bensin masih Rp150 per liter. Dengan harga emas saat ini yang mencapai Rp1,8 juta per gram, nilai harta karun tersebut setara dengan Rp2,8 miliar!
Temuan berharga ini kemudian diserahkan kepada pihak kepolisian, termasuk logam-logam lainnya yang memiliki berat 1-2 kg. Sayangnya, tidak ada informasi lebih lanjut mengenai nasib para penggali kubur dan asal-usul mahkota emas tersebut. Tidak ada catatan sejarah, baik dari era Jawa Kuno, Arab, atau lainnya, yang tertera pada mahkota, hanya ukiran berbentuk silang. Akibat penemuan ini, kompleks pemakaman tersebut ditutup oleh otoritas terkait karena diduga masih menyimpan harta karun lainnya.
Jejak Harta Karun di Bumi Pertiwi
Penemuan harta karun di Cirebon ini menambah panjang daftar penemuan serupa di tanah Jawa. Salah satu yang paling fenomenal adalah Harta Karun Wonoboyo yang ditemukan pada tahun 1990 di Klaten. Salah satu penemuan terbesar adalah emas seberat 16 kg yang ditemukan oleh seorang petani bernama Cipto Suwarno saat hendak mengolah lahan.
Tempo (3 November 1990) mencatat temuan Cipto meliputi bokor gembung, enam tutup bokor, tiga gayung, satu baki, 97 gelang, 22 mangkuk, pipa rokok, guci besar, dua guci kecil, 11 cincin, tujuh piring, delapan subang, tas tangan, keris, manik-manik, dan uang logam.
Para arkeolog menyimpulkan harta karun tersebut berasal dari akhir abad ke-9 hingga pertengahan abad ke-10, berdasarkan bentuk dan relief Ramayana pada mangkuk emas serta tulisan "Saragi Diah Bunga" pada koin emas.
FAQ Seputar Penemuan Harta Karun
1. Pertanyaan dari Ratna Dewi: Bagaimana proses identifikasi keaslian harta karun tersebut?
Jawaban dari Dr. Bondan Kanumoyoso (Arkeolog): Proses identifikasi keaslian harta karun melibatkan analisis mendalam, mulai dari material, teknik pembuatan, gaya seni, hingga konteks penemuan. Penggunaan teknologi canggih seperti spektrometri dan penanggalan karbon juga berperan penting. Dalam kasus mahkota emas Cirebon, kadar emas dan ukirannya menjadi petunjuk awal, sementara untuk Harta Karun Wonoboyo, relief Ramayana dan tulisan pada koin menjadi bukti kuat.
2. Pertanyaan dari Bambang Irawan: Apakah penemu harta karun berhak atas temuannya?
Jawaban dari Prof. Dr. Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan): Secara hukum, temuan benda bersejarah merupakan milik negara. Namun, penemu berhak mendapatkan kompensasi yang besarnya disesuaikan dengan nilai sejarah dan budaya temuan tersebut. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
3. Pertanyaan dari Siti Nurhaliza: Bagaimana cara pelestarian harta karun agar tetap awet?
Jawaban dari Dr. Hilmar Farid (Sejarawan): Pelestarian harta karun membutuhkan penanganan khusus, termasuk pengaturan suhu dan kelembapan ruangan penyimpanan, serta pembersihan secara berkala dengan teknik yang tepat. Digitalisasi juga penting untuk mendokumentasikan dan memudahkan akses publik tanpa harus menyentuh benda aslinya.
4. Pertanyaan dari Joko Susilo: Apakah ada kemungkinan harta karun lain yang masih terpendam di Indonesia?
Jawaban dari Dr. Dwi Cahyono (Arkeolog): Mengingat sejarah Indonesia yang kaya akan kerajaan dan perdagangan, kemungkinan penemuan harta karun lain sangat besar. Indonesia memiliki banyak situs arkeologi yang belum tereksplorasi secara maksimal. Penelitian dan ekskavasi lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap potensi tersebut.
5. Pertanyaan dari Anissa Maharani: Apa saja jenis harta karun yang pernah ditemukan di Indonesia selain emas?
Jawaban dari Prof. Dr. Agus Aris Munandar (Arkeolog): Selain emas, harta karun yang pernah ditemukan di Indonesia berupa keramik kuno dari Dinasti Ming dan Qing, perhiasan dari batu mulia, arca perunggu, dan berbagai artefak lain yang bernilai sejarah tinggi.
6. Pertanyaan dari Muhammad Rizki: Apa pesan moral yang bisa dipetik dari penemuan harta karun ini?
Jawaban dari Najwa Shihab (Jurnalis): Penemuan harta karun ini mengingatkan kita akan kekayaan sejarah dan budaya Indonesia. Kita perlu menghargai dan melestarikan warisan leluhur untuk generasi mendatang. Selain itu, kisah ini juga mengajarkan kita bahwa kadang hal-hal tak terduga bisa terjadi di saat kita sedang menjalankan tugas sehari-hari.