Harga Naik! Inflasi Maret 1,65% , Apa Penyebabnya? (Listrik, Emas, & Lainnya)
Rabu, 9 April 2025 oleh aisyiyah
Inflasi Maret 2025 Capai 1,65%, Tarif Listrik Jadi Biang Kerok
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada bulan Maret 2025 mencapai 1,65% secara bulanan (month-to-month/mtm). Angka ini menunjukkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 100,48 di Februari 2025 menjadi 107,22 di Maret 2025. Sementara itu, inflasi tahunan (year-on-year/yoy) tercatat sebesar 1,03% dan inflasi tahun kalender (year-to-date/ytd) sebesar 0,39%.
Pada Maret 2025 terjadi inflasi sebesar 1,65% secara bulanan. Kenaikan indeks harga konsumen terjadi dari 100,48 pada Februari 2025 menjadi 107,22 pada Maret 2025. Secara tahunan, inflasi mencapai 1,03% dan secara tahun kalender, inflasi tercatat 0,39%.
Demikian disampaikan Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah, dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Selasa (8/5/2025).
Lonjakan Inflasi Dipicu Sektor Perumahan dan Tarif Listrik
Habibullah menjelaskan, inflasi Maret 2025 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Pendorong utama lonjakan inflasi ini adalah kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga. Kelompok ini mengalami inflasi sebesar 8,45% dan memberikan andil inflasi sebesar 1,18%.
Komoditas Pendorong Inflasi: Dari Listrik Hingga Emas
Kenaikan tarif listrik menjadi penyumbang terbesar inflasi Maret 2025, dengan andil mencapai 1,18%. Selain listrik, beberapa komoditas lain juga turut berperan dalam mendorong laju inflasi, antara lain:
- Bawang merah (andil inflasi 0,11%)
- Cabai rawit (andil inflasi 0,06%)
- Emas perhiasan (andil inflasi 0,05%)
- Daging ayam ras (andil inflasi 0,03%)
Kenaikan harga komoditas-komoditas tersebut perlu menjadi perhatian agar laju inflasi tetap terkendali.