Dolar AS Tembus Rp 17.400, BI Gelar Rapat Dadakan di Libur Lebaran, Apa yang Terjadi?
Kamis, 24 April 2025 oleh aisyiyah
Rupiah Loyo Tembus Rp 17.400, BI Gelar Rapat Dadakan Saat Libur Lebaran!
Kabar mengejutkan datang dari Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, terkait dampak kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump terhadap nilai tukar rupiah. Rupiah sempat terpuruk hingga menyentuh angka Rp 17.400 per dolar AS di pasar off-shore (Non Deliverable Forward/NDF), terutama di Hong Kong dan Eropa.
"Nilai tukar rupiah sempat mencapai Rp 17.300, bahkan menembus Rp 17.400 di pasar Hong Kong dan Eropa," ungkap Perry dalam konferensi pers virtual Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (23/4/2025).
Demi menyelamatkan rupiah, BI mengambil langkah cepat dengan menggelar RDG dadakan di tengah libur Lebaran, tepatnya pada 7 April 2025. Keputusan ini diambil merespons gejolak global akibat kebijakan tarif AS.
"Mengingat kondisi global yang mendesak, kami mengadakan RDG meskipun sedang libur Lebaran. Kami memutuskan untuk melakukan intervensi NDF di pasar off-shore secara berkesinambungan di Hong Kong, Eropa, dan AS, non-stop 24 jam," jelas Perry.
Upaya BI membuahkan hasil positif. Nilai tukar rupiah berhasil distabilisasi dan berangsur menguat ke level Rp 16.800 per dolar AS.
Sebagai informasi, sebelum kebijakan tarif AS diumumkan pada 27 Maret 2025, rupiah berada di level Rp 16.560 per dolar AS, atau menguat 0,12% (ptp) dibandingkan akhir Februari 2025.
Intervensi BI di pasar off-shore NDF di Asia, Eropa, dan New York juga turut berkontribusi dalam menstabilkan rupiah di tengah tekanan global. "Rupiah terkendali dan menguat menjadi Rp 16.855 per dolar AS pada 22 April 2025, dibandingkan Rp 16.865 per dolar AS pada hari pertama pembukaan pasar domestik pasca-libur, 8 April 2025," tambah Perry.
Fluktuasi nilai tukar rupiah bisa bikin cemas. Nah, berikut beberapa tips untuk menghadapinya:
1. Pantau informasi terkini. - Selalu update berita ekonomi dan pergerakan nilai tukar. Jangan sampai ketinggalan informasi penting.
Contoh: Baca berita ekonomi dari sumber terpercaya seperti Bank Indonesia atau media finansial terkemuka.
2. Diversifikasi aset. - Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang. Sebarkan investasi Anda dalam berbagai instrumen, seperti emas, properti, atau saham.
Contoh: Selain menyimpan uang dalam rupiah, Anda bisa berinvestasi dalam emas atau dolar AS.
3. Kelola keuangan dengan bijak. - Buat anggaran dan hindari pengeluaran yang tidak perlu. Prioritaskan kebutuhan, bukan keinginan.
Contoh: Catat pengeluaran Anda dan kurangi belanja barang-barang yang tidak terlalu penting.
4. Konsultasi dengan ahli keuangan. - Jika Anda bingung atau ragu, jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan ahli keuangan. Mereka bisa memberikan saran yang tepat sesuai kondisi Anda.
Contoh: Temui perencana keuangan untuk mendapatkan saran investasi yang sesuai dengan profil risiko Anda.
5. Jangan panik. - Fluktuasi nilai tukar adalah hal yang wajar. Jangan panik dan mengambil keputusan impulsif. Tetap tenang dan pikirkan matang-matang setiap langkah finansial Anda.
Contoh: Hindari menjual aset secara mendadak karena panik melihat nilai tukar melemah.
Bagaimana dampak kebijakan tarif AS terhadap perekonomian Indonesia, Bu Sri Mulyani?
(Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan): Kebijakan tarif AS tentu memberikan tekanan terhadap perekonomian Indonesia, terutama pada sektor ekspor. Namun, pemerintah telah menyiapkan berbagai strategi untuk memitigasi dampak negatifnya, seperti diversifikasi pasar ekspor dan penguatan industri dalam negeri.
Apa langkah konkret BI selain intervensi di pasar NDF, Pak Perry?
(Perry Warjiyo, Gubernur BI): Selain intervensi di pasar NDF, BI juga melakukan koordinasi dengan pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta memperkuat komunikasi kebijakan untuk menjaga kepercayaan pasar.
Bagaimana prediksi nilai tukar rupiah ke depan, Pak Faisal Basri?
(Faisal Basri, Ekonom): Prediksi nilai tukar rupiah ke depan bergantung pada berbagai faktor, baik domestik maupun global. Namun, dengan fundamental ekonomi Indonesia yang relatif kuat, rupiah diperkirakan akan tetap stabil dalam jangka menengah.
Apa saran Bapak untuk masyarakat awam terkait fluktuasi rupiah ini, Pak Chatib Basri?
(Chatib Basri, Ekonom): Masyarakat awam sebaiknya tidak perlu panik dan tetap bijak dalam mengelola keuangan. Hindari spekulasi dan fokus pada perencanaan keuangan jangka panjang.
Apakah ada peluang bagi eksportir di tengah pelemahan rupiah ini, Pak Bambang Brodjonegoro?
(Bambang Brodjonegoro, Mantan Menteri PPN/Kepala Bappenas): Pelemahan rupiah bisa menjadi peluang bagi eksportir karena produk Indonesia menjadi lebih kompetitif di pasar global. Namun, perlu diimbangi dengan peningkatan kualitas dan inovasi produk.
Apa dampaknya bagi importir, Bu Rosan Roeslani?
(Rosan P. Roeslani, Ketua KADIN Indonesia): Bagi importir, pelemahan rupiah tentu meningkatkan biaya impor. Namun, hal ini bisa menjadi momentum untuk mendorong substitusi impor dengan produk dalam negeri.