Ditemukan Planet Super Padat di Alam Semesta, Mengungkap Misteri Tata Surya yang Tersembunyi dan Menakjubkan
Senin, 14 April 2025 oleh aisyiyah
Ditemukan, Salah Satu Planet Paling Padat di Alam Semesta
Bayangkan sebuah planet sepadat besi, mengorbit bintangnya dengan kecepatan luar biasa, hanya dalam 21 jam! Para astronom baru saja menemukan planet yang begitu ekstrem, menjadikannya salah satu planet terpadat yang pernah diketahui. Penemuan ini, hasil kolaborasi tim internasional dari Jepang dan Eropa, dipublikasikan di jurnal Scientific Reports dan membuka jendela baru untuk memahami evolusi planet di lingkungan yang keras.
Mengenal Sistem K2-360: Duo Planet yang Unik
Sistem planet baru ini, yang dinamai K2-360, terletak sekitar 750 tahun cahaya dari Bumi. Bintang induknya mirip dengan Matahari kita, baik dalam hal massa maupun kecerahan. Sistem ini menampung dua planet yang sangat berbeda:
- K2-360 b: Sebuah "Super-Earth" – planet berbatu yang lebih besar dari Bumi tetapi lebih kecil dari Neptunus. Meskipun hanya 1,6 kali ukuran Bumi, massanya mencapai 7,7 kali lipat! Yang lebih mencengangkan, planet ini mengitari bintangnya dalam waktu kurang dari satu hari Bumi, tepatnya 21 jam.
- K2-360 c: Planet luar yang lebih besar, membutuhkan waktu 9,8 hari untuk mengorbit bintang. Massanya diperkirakan minimal 15 kali massa Bumi. Sayangnya, karena tidak melintas di depan bintangnya dari sudut pandang kita, ukurannya masih menjadi misteri.
Mengungkap Jejak Evolusi: Inti Planet yang Tersisa
Kepadatan K2-360 b yang luar biasa tinggi mengisyaratkan masa lalunya yang dramatis. Para ilmuwan menduga planet ini adalah inti yang tersisa dari planet yang jauh lebih besar. Lapisan luarnya, termasuk atmosfernya, kemungkinan besar terkikis oleh radiasi intens dan gaya pasang surut dari bintangnya yang begitu dekat.
“Planet ini memberi kita gambaran sekilas tentang nasib planet-planet yang mengorbit dekat bintangnya. Setelah miliaran tahun, yang tersisa hanyalah inti batunya,” jelas Davide Gandolfi, astrofisikawan dari Universitas Turin dan salah satu penulis penelitian ini.
Komposisi K2-360 b yang kaya besi juga mendukung teori ini. Kemungkinan besar, planet ini dulunya memiliki atmosfer tebal yang kemudian menguap akibat radiasi ultraviolet bintang, sebuah proses yang dikenal sebagai photoevaporation.
Migrasi Eksentrisitas Tinggi: Kunci Orbit yang Dekat
Lalu, bagaimana K2-360 b bisa berada begitu dekat dengan bintangnya? Para peneliti menduga K2-360 c, planet luar, berperan penting. Interaksi gravitasi antara kedua planet mungkin telah mendorong K2-360 b lebih dekat melalui proses yang disebut migrasi eksentrisitas tinggi.
Alessandro Trani, peneliti pascadoktoral di Niels Bohr Institute, menjelaskan, “Interaksi gravitasi ini awalnya membuat orbit planet dalam sangat lonjong. Kemudian, gaya pasang surut dari bintang secara perlahan membentuk orbit tersebut menjadi melingkar, menempatkan planet pada posisi yang sangat dekat dengan bintang.” Kemungkinan lain, rotasi dan kemiringan sumbu planet juga turut mempercepat proses ini.
Simulasi: Merangkai Sejarah Sistem Planet
Untuk memahami evolusi sistem seperti K2-360, para ilmuwan menggunakan simulasi numerik. Mereka menjalankan berbagai simulasi dengan parameter awal yang berbeda dan membandingkan hasilnya dengan data observasi. Kecocokan antara simulasi dan data observasi memberikan petunjuk tentang skenario evolusi yang paling mungkin.
K2-360: Laboratorium Kosmik untuk Studi Evolusi Planet
Sistem K2-360 menjadi laboratorium kosmik yang ideal karena memiliki dua planet dengan karakteristik yang kontras. Dengan mempelajari kedua planet ini, para ilmuwan dapat menguji berbagai teori tentang migrasi planet dan penguapan atmosfer.
Tantangan dan Masa Depan: Model Simulasi yang Lebih Canggih
Penelitian ini juga menyoroti pentingnya mengembangkan model simulasi yang lebih komprehensif. Model yang mengintegrasikan efek gaya pasang surut dan radiasi UV akan memberikan pemahaman yang lebih akurat tentang evolusi planet seperti K2-360 b. Apakah planet padat seperti ini umum di galaksi kita, atau hanya anomali? Jawabannya masih menanti di masa depan.
Bagaimana proses 'photoevaporation' memengaruhi K2-360 b, Pak Budi?
Photoevaporation adalah proses di mana radiasi ultraviolet bintang menguapkan atmosfer planet. Dalam kasus K2-360 b, kedekatannya dengan bintang membuat planet ini terpapar radiasi yang sangat intens. Radiasi ini memanaskan atmosfer, menyebabkan molekul-molekul gas bergerak dengan kecepatan tinggi dan akhirnya terlepas ke luar angkasa. Proses ini diyakini telah mengikis sebagian besar atmosfer K2-360 b, menyisakan inti planet yang padat. – Prof. Thomas Djamaluddin (Ahli Astronomi dan Astrofisika LAPAN)