Bulan Bergerak 3,8 Cm Jauhi Bumi Setiap Tahun, Ini Dampaknya yang Mengejutkan Bagi Kita

Minggu, 20 April 2025 oleh aisyiyah

Bulan Bergerak 3,8 Cm Jauhi Bumi Setiap Tahun, Ini Dampaknya yang Mengejutkan Bagi Kita

Bulan Menjauh: Apa Dampaknya bagi Bumi?

Kita mungkin menganggap Bulan selalu ada di sana, setia menemani Bumi. Namun, diam-diam, satelit alami kita ini perlahan menjauh, sekitar 3,8 cm setiap tahun. Fakta ini terungkap berkat panel reflektif yang dipasang astronot Apollo pada tahun 1969. Bayangkan, seukuran kuku jari kita!

Joshua Davies, profesor di Université du Québec à Montréal, dan Margriet Lantink dari University of Wisconsin-Madison, menjelaskan bahwa laju pergeseran ini, jika diproyeksikan ke masa lalu, menunjukkan tabrakan Bumi-Bulan sekitar 1,5 miliar tahun lalu. Anehnya, Bulan sendiri terbentuk jauh lebih awal, sekitar 4,5 miliar tahun lalu. Artinya, laju pergeseran Bulan tidak konstan sepanjang waktu.

Untuk mengungkap misteri ini, Davies dan Lantink, bersama peneliti dari Utrecht University dan University of Geneva, tak hanya meneliti Bulan, tetapi juga lapisan batuan kuno di Bumi, khususnya di Taman Nasional Karijini, Australia Barat.

Jejak Sejarah di Batuan Karijini

Ngarai-ngarai di Karijini menyimpan sedimen berumur 2,5 miliar tahun. Formasi besi berlapis, kaya mineral besi dan silika, menyimpan petunjuk penting. Lapisan-lapisan berwarna coklat kemerahan yang berselang-seling dengan lapisan gelap yang lebih tipis, seperti yang terlihat di Air Terjun Joffre, mencatat perubahan iklim masa lalu yang dipengaruhi oleh siklus Milankovitch.

Siklus Milankovitch dan Pergerakan Bumi

Siklus Milankovitch menggambarkan bagaimana perubahan orbit dan orientasi sumbu Bumi mempengaruhi distribusi sinar Matahari. Siklus ini, yang terjadi dalam rentang waktu 400 ribu, 100 ribu, 41 ribu, dan 21 ribu tahun, berperan penting dalam perubahan iklim jangka panjang, dari zaman es hingga penghijauan Sahara.

Ternyata, jarak Bumi-Bulan berkaitan erat dengan siklus presesi, yaitu goyangan sumbu Bumi. Siklus ini, saat ini berdurasi 21 ribu tahun, akan lebih pendek jika Bulan lebih dekat.

Mengungkap Jarak Bumi-Bulan di Masa Lalu

Dengan menganalisis formasi besi di Karijini, para peneliti menemukan siklus berulang setiap 11 ribu hingga 100 ribu tahun. Siklus 11 ribu tahun ini diperkirakan berkaitan dengan siklus presesi. Dari sini, mereka menghitung jarak Bumi-Bulan 2,46 miliar tahun lalu: 60 ribu kilometer lebih dekat daripada sekarang! Akibatnya, satu hari di Bumi saat itu hanya 17 jam.

Mengintip Masa Lalu Tata Surya

Studi ini memberikan data konkret tentang evolusi Tata Surya. Variasi kecil pada batuan kuno ternyata menyimpan informasi penting tentang dinamika kosmik. Meski begitu, masih banyak misteri yang perlu diungkap. Para peneliti terus mencari petunjuk baru untuk memahami lebih dalam sejarah Tata Surya kita.

Berikut beberapa tips untuk memahami lebih lanjut tentang pergerakan Bulan dan dampaknya:

1. Pelajari siklus Milankovitch - Pahami bagaimana perubahan orbit Bumi mempengaruhi iklim. Contohnya, siklus 400 ribu tahun mempengaruhi intensitas musim.

2. Amati Bulan - Perhatikan fase-fase bulan dan bagaimana posisinya berubah di langit setiap malam.

3. Baca artikel ilmiah - Cari informasi terbaru tentang penelitian pergerakan Bulan dari sumber terpercaya.

4. Kunjungi planetarium - Pelajari lebih banyak tentang tata surya dan pergerakan benda langit di planetarium.

5. Diskusikan dengan teman - Berbagi informasi dan berdiskusi dapat memperdalam pemahaman tentang pergerakan Bulan.

6. Gunakan aplikasi astronomi - Banyak aplikasi yang dapat membantu memvisualisasikan pergerakan Bulan dan benda langit lainnya.

Apakah menjauhnya Bulan berbahaya bagi Bumi? (Pertanyaan dari Siti Nurhaliza)

"Menjauhnya Bulan memang berpengaruh, terutama pada pasang surut air laut, namun tidak dalam skala yang membahayakan Bumi dalam waktu dekat." - Thomas Djamaluddin (Kepala LAPAN 2014-2019)

Bagaimana cara para ilmuwan mengukur jarak Bumi-Bulan dengan tepat? (Pertanyaan dari Budi Santoso)

"Panel-panel reflektif yang ditinggalkan di Bulan memungkinkan pengukuran jarak yang sangat presisi menggunakan laser." - Premana W. Premadi (Profesor Astronomi ITB)

Apa hubungan siklus Milankovitch dengan kehidupan di Bumi? (Pertanyaan dari Ani Yudhoyono)

"Siklus Milankovitch mempengaruhi iklim global dan berperan dalam evolusi makhluk hidup, termasuk migrasi dan adaptasi." - Jatna Supriatna (Ahli Konservasi Alam)

Apakah ada cara untuk memperlambat atau menghentikan Bulan menjauh dari Bumi? (Pertanyaan dari Bambang Pamungkas)

"Dengan teknologi saat ini, manipulasi pergerakan benda langit sebesar Bulan masih di luar jangkauan kita." - Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat)

Mengapa batuan di Karijini begitu penting dalam penelitian ini? (Pertanyaan dari Dewi Lestari)

"Batuan di Karijini merupakan rekaman geologi yang sangat tua dan terawetkan dengan baik, memberikan wawasan unik tentang kondisi Bumi miliaran tahun lalu." - Mirzam Abdurrachman (Vulkanolog ITB)