Asing Obral Saham Lagi, 4 Emiten Jadi Korban, Potensi Anjlok, Investor Waspada!

Kamis, 10 April 2025 oleh aisyiyah

Asing Obral Saham Lagi, 4 Emiten Jadi Korban, Potensi Anjlok, Investor Waspada!

Asing Masih Gencar Jual Saham, Empat Bank Besar Jadi Sasaran

Investor asing tampaknya belum berhenti melepas saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada perdagangan Kamis (10/4/2025), aksi jual bersih (net sell) asing kembali tercatat, dengan empat saham bank besar menjadi sasaran utama. Fenomena ini menambah panjang daftar net sell asing yang sepanjang tahun ini sudah mencapai angka fantastis, yaitu Rp 35,6 triliun.

Derasnya arus jual asing pada hari Kamis mencapai Rp 751,4 miliar di seluruh pasar. Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi korban paling parah, dengan net sell mencapai Rp 533,3 miliar di pasar reguler. Tak jauh berbeda, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga mengalami tekanan jual yang signifikan, dengan net sell sebesar Rp 212,9 miliar.

Dua bank besar lainnya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), juga tak luput dari aksi jual asing. BBRI mencatatkan net sell sebesar Rp 188 miliar, sementara BBCA sebesar Rp 111,2 miliar.

Di Tengah Gelombang Jual, GOTO dan PTRO Justru Dilirik

Di tengah derasnya aksi jual, beberapa saham justru menarik minat beli asing. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatat net buy terbesar, mencapai Rp 51,8 miliar. Disusul PT Petrosea Tbk (PTRO) dengan net buy sebesar Rp 49,7 miliar. Fenomena ini menunjukkan bahwa investor asing tetap selektif dalam memilih saham di tengah fluktuasi pasar.

IHSG Terbang Tinggi, Mengakhiri Koreksi Dua Hari

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan performa impresif. IHSG ditutup melesat 286 poin (4,79%) ke level 6.254, mengakhiri koreksi dua hari sebelumnya. Sebanyak 553 saham menguat, 84 saham melemah, dan 160 saham stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp 15,45 triliun dengan volume perdagangan 22,7 miliar saham dan frekuensi 1,2 juta kali.

Seluruh sektor saham turut menghijau, dipimpin oleh sektor barang baku yang melonjak 7,4%. Sektor barang konsumsi non primer menyusul dengan penguatan 5,7%, diikuti sektor infrastruktur 5,6%, sektor energi 5,4%, dan sektor properti 4,4%.

Follow Channel Telegram Official kami untuk update artikel-artikel investor.id

FAQ

1. Pertanyaan dari Ani: Apa penyebab utama asing terus melakukan net sell di pasar saham Indonesia?

Jawaban dari Sri Mulyani: Ada beberapa faktor yang bisa memicu net sell asing, seperti kondisi ekonomi global, kebijakan moneter di negara asal investor, hingga sentimen pasar terhadap Indonesia. Perlu analisis mendalam untuk menentukan penyebab pastinya.

2. Pertanyaan dari Budi: Apakah net sell asing ini berbahaya bagi perekonomian Indonesia?

Jawaban dari Perry Warjiyo: Net sell asing memang bisa memberikan tekanan terhadap nilai tukar Rupiah dan IHSG. Namun, dampaknya terhadap perekonomian secara keseluruhan perlu dilihat secara komprehensif, termasuk mempertimbangkan fundamental ekonomi Indonesia dan aliran modal dari sumber lain.

3. Pertanyaan dari Citra: Kenapa saham bank besar seperti BMRI, BBNI, BBRI, dan BBCA menjadi sasaran utama net sell asing?

Jawaban dari Mahendra Siregar: Saham bank besar biasanya memiliki kapitalisasi pasar yang besar dan likuiditas yang tinggi, sehingga lebih mudah bagi investor asing untuk melakukan transaksi dalam jumlah besar, baik beli maupun jual. Pergerakan harga saham bank besar juga seringkali menjadi indikator sentimen pasar secara umum.

4. Pertanyaan dari Dedi: Apakah IHSG yang menguat menandakan kondisi pasar modal Indonesia sudah membaik?

Jawaban dari Destry Damayanti: Penguatan IHSG merupakan sinyal positif, namun perlu diingat bahwa pergerakan pasar saham sangat dinamis. Kita perlu melihat tren dalam jangka panjang dan berbagai indikator ekonomi lainnya untuk menilai kondisi pasar modal secara keseluruhan.

5. Pertanyaan dari Eka: Sebagai investor ritel, apa yang sebaiknya dilakukan di tengah kondisi pasar seperti ini?

Jawaban dari Lo Kheng Hong: Penting bagi investor ritel untuk tidak panik dan tetap berinvestasi sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan masing-masing. Lakukan riset dan analisis yang cermat sebelum mengambil keputusan investasi, serta diversifikasi portofolio untuk mengurangi risiko.

6. Pertanyaan dari Fajar: Apakah ada potensi net buy asing kembali ke pasar saham Indonesia di masa mendatang?

Jawaban dari Chatib Basri: Potensi net buy asing selalu ada, tergantung pada berbagai faktor seperti perbaikan kondisi ekonomi global, kebijakan pemerintah yang pro-investasi, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jika faktor-faktor tersebut positif, maka minat investor asing untuk kembali masuk ke pasar saham Indonesia bisa meningkat.