Aktivitas Aneh Terdeteksi di Pusat Galaksi Bima Sakti – Mengungkap Misteri, Temuan Mengejutkan, Analisis Terbaru, Para Ahli Bingung
Selasa, 15 April 2025 oleh aisyiyah
Astronom Temukan Aktivitas Aneh di Pusat Galaksi Bima Sakti
Bayangkan sebuah drama kosmik yang tersembunyi di balik keindahan malam berbintang. Di jantung galaksi kita, Bima Sakti, sekitar 200 tahun cahaya dari lubang hitam raksasa Sagittarius A*, para ilmuwan menemukan sebuah wilayah yang penuh misteri: Sagittarius C. Wilayah ini, yang dipenuhi debu dan gas, seharusnya menjadi ladang subur bagi kelahiran bintang. Namun, kenyataannya jauh lebih kompleks dan menarik.
Pusat Keramaian yang "Malu-Malu"
Sagittarius C ibarat pusat kota yang ramai, penuh dengan hiruk-pikuk aktivitas. Awan gas raksasa bercampur dengan debu kosmik, bintang-bintang padat, dan molekul organik—kondisi ekstrem yang mengingatkan kita pada alam semesta muda, miliaran tahun lalu. "Kepadatan bintang dan gas di wilayah ini luar biasa tinggi," ungkap Profesor John Bally dari University of Colorado Boulder, pemimpin studi ini. "Lingkungannya mirip dengan kondisi alam semesta purba."
Namun, ada paradoks yang menarik. Dengan segala "bahan bakar" yang melimpah, Sagittarius C justru tidak melahirkan bintang sebanyak yang seharusnya. Lalu, apa yang terjadi?
James Webb Mengungkap Tabir Misteri
Teleskop Luar Angkasa James Webb, dengan kemampuan inframerahnya yang canggih, berhasil menembus kabut tebal yang menyelimuti pusat galaksi. Yang terungkap adalah pemandangan spektakuler: filamen-filamen terang bak untaian mi spaghetti bercahaya, membentang hingga beberapa tahun cahaya. Filamen-filamen ini adalah plasma panas yang diatur oleh medan magnet yang sangat kuat—sebuah fenomena yang tidak biasa di wilayah pembentuk bintang.
"Sagittarius C sangat berbeda dengan wilayah pembentuk bintang lain, seperti Nebula Orion," jelas Samuel Crowe, mahasiswa dari University of Virginia yang terlibat dalam penelitian. "Pengaruh medan magnet yang kuat memberikan Sagittarius C bentuk dan tampilan yang unik."
Penemuan filamen ini, menurut Rubén Fedriani dari Instituto de Astrofísica de Andalucía di Spanyol, terjadi secara tidak sengaja. "Kami sama sekali tidak menduganya," ujarnya.
Citra Bima Sakti yang diambil oleh susunan teleskop radio MeerKAT menunjukkan konteks citra wilayah Sagitarius C dari Teleskop Luar Angkasa James Webb.
Zona Ekstrem di Jantung Galaksi
Sagittarius C terletak di Central Molecular Zone (CMZ), wilayah di sekitar pusat galaksi yang kaya akan gas antar bintang, bintang-bintang padat, dan molekul organik. "Ini adalah salah satu wilayah dengan kepadatan bintang tertinggi dan awan hidrogen serta helium paling masif di galaksi kita," kata Profesor Bally.
Di lingkungan yang begitu padat dan aktif, proses pembentukan bintang seharusnya berlangsung pesat. Namun, kenyataannya justru sebaliknya. Inilah misteri yang menjadi fokus penelitian.
Medan Magnet: Penghambat Kelahiran Bintang?
Temuan ini mengindikasikan peran penting medan magnet dalam pembentukan bintang di pusat galaksi. Gravitasi lubang hitam supermasif Sagittarius A*—dengan massa 4 juta kali massa Matahari—menyebabkan gas di sekitarnya berputar dengan kecepatan tinggi. Putaran ini memperkuat medan magnet lokal, yang kemudian membentuk plasma menjadi filamen-filamen panjang.
Filamen-filamen ini bukan sekadar hiasan. Medan magnet yang dihasilkannya mungkin menghambat keruntuhan awan molekul—proses krusial dalam pembentukan bintang. Tekanan magnetik melawan gravitasi, sehingga jumlah bintang yang lahir di Sagittarius C jauh lebih sedikit dari yang diperkirakan.
Di tempat lain, awan gas akan mengerut dan melahirkan bintang. Namun di Sagittarius C, medan magnet bertindak seperti "tangan tak terlihat" yang mencegah proses ini. Parahnya lagi, bintang-bintang muda yang berhasil lahir justru "merusak" lingkungan sekitarnya dengan radiasi dan angin bintang, menyapu bersih gas dan debu yang tersisa, sehingga semakin sedikit bintang baru yang bisa terbentuk.
Apakah medan magnet selalu menghambat pembentukan bintang, seperti yang terjadi di Sagittarius C, Ibu Retno?
Tidak selalu, Pak Budi. Medan magnet memang bisa menghambat pembentukan bintang dalam kondisi tertentu, seperti di Sagittarius C, di mana medan magnetnya sangat kuat. Namun, dalam kasus lain, medan magnet justru bisa membantu pembentukan bintang dengan menyalurkan gas dan debu ke inti awan molekul, sehingga mempercepat proses keruntuhan gravitasi. Peran medan magnet dalam pembentukan bintang cukup kompleks dan bervariasi tergantung lingkungannya. - Prof. Dr. Clara Yono Yatini (Pakar Astrofisika ITB)