Air Demineral untuk Penderita Ginjal, Amankah atau Berbahaya? Simak Penjelasan Ahli!

Rabu, 9 April 2025 oleh aisyiyah

Air Demineral untuk Penderita Ginjal, Amankah atau Berbahaya? Simak Penjelasan Ahli!

Benarkah Air Demineral Baik untuk Penderita Ginjal? Ini Kata Ahli

Ramai diperbincangkan di media sosial, air demineral disebut-sebut baik untuk penderita ginjal. Alasannya, air demineral yang minim mineral dianggap meringankan kerja ginjal. Benarkah demikian? Mari kita simak penjelasan dari ahlinya.

Penjelasan Ahli Gizi dan Urologi

Dokter Spesialis Gizi Klinik, Inge Permadhi, menjelaskan bahwa penderita batu ginjal tetap perlu minum air yang mengandung mineral. "Penyebab batu ginjal bukanlah air mineral itu sendiri," ungkap Inge. Air minum berfungsi sebagai sumber mineral, bukan obat untuk menyembuhkan batu ginjal. Berbagai jenis batu ginjal memiliki penyebab yang berbeda-beda, misalnya batu kalsium yang disebabkan oleh tingginya kadar kalsium oksalat dalam urine. Zat ini diproduksi hati atau diserap dari makanan, bukan dari air minum.

Inge menambahkan, tubuh kita mendapatkan mineral tidak hanya dari air minum, tetapi juga dari makanan. Air mineral dibutuhkan tubuh untuk menggantikan mineral yang hilang melalui urine.

Senada dengan Inge, dokter urologi RSCM, Ponco Birowo, juga meluruskan klaim tersebut. "Belum ada bukti ilmiah yang kuat yang mendukung klaim bahwa air demineral lebih baik untuk penderita batu ginjal," terangnya. Justru, bukti ilmiah menyarankan konsumsi air dengan kandungan mineral seperti magnesium untuk mencegah batu ginjal kalsium oksalat.

Lebih lanjut, penelitian menunjukkan bahwa konsumsi air rendah mineral dalam jangka panjang berkaitan dengan peningkatan homosistein, stres oksidatif, dan gangguan metabolisme kalsium. Hal ini berpotensi memperburuk kesehatan kardiovaskular, terutama pada anak-anak.

Perbedaan Air Mineral dan Air Demineral

Ponco menjelaskan perbedaan antara air mineral dan air demineral. Air mineral adalah air yang secara alami mengandung mineral esensial, seperti kalsium, magnesium, natrium, kalium, dan bikarbonat, yang bermanfaat bagi tubuh. Menurut FDA (Food and Drug Administration), air mineral harus mengandung minimal 250 ppm (parts per million) total padatan terlarut dan berasal dari sumber alami tanpa tambahan zat lain.

Sedangkan air demineral adalah air yang telah dihilangkan mineralnya melalui proses seperti reverse osmosis (RO), distilasi, atau deionisasi. Hasilnya, air demineral memiliki kandungan mineral yang sangat rendah atau bahkan nol.

"Tidak ada rekomendasi khusus untuk konsumsi air demineral. Bukti ilmiah justru menunjukkan bahwa air rendah mineral dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan jangka panjang, seperti osteoporosis dan masalah gigi, karena tubuh kehilangan mineral penting," kata Ponco.

Awalnya, air demineral digunakan untuk keperluan laboratorium dan teknis. Namun, kini air demineral juga digunakan sebagai air minum di beberapa wilayah dengan keterbatasan sumber air bersih, seperti daerah pesisir atau gurun.