54 Ribu Klinik hingga Apotek Desa Akan Digabung ke Kopdes Merah Putih untuk Layanan Kesehatan Terpadu
Rabu, 16 April 2025 oleh aisyiyah
Ribuan Klinik dan Apotek Desa Akan Terintegrasi dengan Kopdes Merah Putih
Bayangkan, 54 ribu fasilitas kesehatan di desa-desa, mulai dari pustu (puskesmas pembantu) hingga puskesmas desa (puskesdes), akan segera terhubung dalam satu sistem melalui Koperasi Desa Merah Putih! Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengumumkan rencana ambisius ini, dengan alokasi anggaran sekitar Rp700 miliar untuk membangun 700 gedung baru pada tahun 2025. Targetnya? Memanfaatkan lahan yang sudah siap dan bersih secara administrasi.
Rencana ini, yang telah tercantum dalam RPJMN dan mendapat dukungan Kementerian Keuangan, tak hanya berfokus pada pembangunan gedung baru. Pemerintah juga berkomitmen untuk merenovasi sekitar 6.000 dari 54 ribu unit layanan kesehatan desa yang kondisinya kurang baik. Perkiraan anggaran untuk setiap apotek dan klinik desa mencapai Rp1 miliar.
Menurut Budi, proyek ini merupakan langkah penting untuk memperluas akses layanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Namun, pelaksanaannya masih bergantung pada beberapa faktor teknis, seperti status lahan, gedung, dan regulasi pendukung. "Tahun 2025 anggarannya sudah ada, tapi kita perlu memastikan kesiapan lahan dan gedung," ungkap Budi saat Sosialisasi Inpres Nomor 9 Tahun 2025 tentang Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih di Jakarta Pusat, Senin (14/4).
Selain layanan kesehatan gratis dari pemerintah, seperti pemeriksaan tekanan darah, gula darah, dan pengobatan TBC serta HIV, unit usaha ini juga akan melayani masyarakat umum secara komersial. Untuk pemeriksaan ringan dan pembelian obat umum, akan dikenakan biaya yang terjangkau. "Misalnya, periksa sakit perut atau batuk, bayarnya Rp5.000. Penerima bantuan iuran (PBI) gratis, tapi yang non-PBI bayar Rp5.000. Bisa juga beli obat sakit perut, demam, dan lainnya," jelas Budi.
Layanan ini akan didukung oleh SDM yang dibiayai melalui APBD dan modal awal obat-obatan dari APBN. Pemerintah juga menyediakan alokasi operasional sebesar Rp318 juta per unit, serta pelatihan tenaga kesehatan melalui DAK fisik dan nonfisik.
Integrasi fasilitas kesehatan ke dalam koperasi desa bertujuan menyatukan berbagai program dan aset yang sudah ada. Dengan regulasi yang tepat, fasilitas layanan bisa langsung beroperasi sebagai unit usaha koperasi. "Jadi, tidak perlu menunggu pembangunan lagi. Begitu keputusan keluar, dalam seminggu sudah ada 54 ribu unit usaha apotek dan klinik desa," kata Budi. Fokus utama saat ini adalah klinik dan apotek, meskipun struktur koperasi memungkinkan penggabungan unit usaha lainnya. Budi menekankan pentingnya integrasi layanan ini untuk mendukung pembangunan ekonomi desa. "Kalau ekonomi desa maju, masyarakatnya pasti sehat," ujarnya.
Budi merasa optimis karena sudah ada 54 ribu fasilitas kesehatan, termasuk pustu dan puskesdes, yang siap dimanfaatkan. Sebagian besar sudah memiliki minimal satu perawat atau bidan. Pemerintah tinggal melengkapi, termasuk menambah apoteker. Budi juga mencontohkan model apotek desa di India yang melayani 1 juta orang per hari dengan omzet Rp2,6 triliun per tahun. Ia berharap model serupa bisa diterapkan di Indonesia untuk memperluas akses obat murah.
"Jadi, ini sudah siap, tinggal menunggu legalitas dari keputusan presiden. 54 ribu fasilitas ini bisa langsung dikonversi menjadi unit usaha apotek dan klinik desa dari Koperasi Desa Merah Putih," tutupnya.
Berikut beberapa tips untuk memaksimalkan layanan kesehatan di desa Anda melalui Kopdes Merah Putih:
1. Aktif Berpartisipasi dalam Kopdes - Ketahui jadwal pertemuan dan ikut serta dalam pengambilan keputusan terkait layanan kesehatan. Contoh: Hadiri rapat anggota Kopdes dan sampaikan aspirasi Anda.
2. Manfaatkan Layanan Kesehatan yang Tersedia - Rutin periksa kesehatan dan segera berobat jika merasa sakit. Contoh: Periksa tekanan darah dan gula darah secara berkala di klinik Kopdes.
3. Sosialisasikan Program Kopdes kepada Warga - Informasikan manfaat layanan kesehatan Kopdes kepada tetangga dan keluarga. Contoh: Sebarkan informasi tentang layanan kesehatan murah di Kopdes melalui grup WhatsApp warga.
4. Berikan Masukan dan Saran - Sampaikan masukan dan saran kepada pengelola Kopdes untuk meningkatkan kualitas layanan. Contoh: Berikan saran mengenai jam operasional klinik yang lebih fleksibel.
5. Jaga Kebersihan Lingkungan - Lingkungan yang bersih mendukung kesehatan warga. Contoh: Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti dan gotong royong membersihkan lingkungan sekitar.
Bagaimana cara mendaftar menjadi anggota Kopdes Merah Putih, Pak Budi? (Pertanyaan dari Siti Nurhaliza)
Budi Gunadi Sadikin (Menteri Kesehatan): Silakan hubungi pengurus Kopdes di desa Anda untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai persyaratan dan prosedur pendaftaran. Biasanya, Anda perlu mengisi formulir pendaftaran dan membayar sejumlah simpanan pokok.
Apakah layanan kesehatan di Kopdes Merah Putih gratis, Bu? (Pertanyaan dari Ani Widjaya)
dr. Kirana Larasati (Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan): Ada layanan gratis yang disediakan pemerintah, seperti pemeriksaan tekanan darah, gula darah, dan pengobatan TBC & HIV. Untuk layanan lainnya, dikenakan biaya yang terjangkau, terutama bagi yang bukan penerima bantuan iuran.
Apa saja jenis obat yang tersedia di apotek Kopdes, Pak? (Pertanyaan dari Bambang Sutrisno)
apt. Rini Handayani (Ketua Ikatan Apoteker Indonesia): Apotek Kopdes menyediakan obat-obatan umum untuk penyakit ringan seperti demam, batuk, pilek, sakit perut, dan lainnya. Ketersediaan obat akan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat desa.
Bagaimana jika lahan untuk membangun gedung baru belum tersedia, Pak Menteri? (Pertanyaan dari Dewi Pertiwi)
Budi Gunadi Sadikin (Menteri Kesehatan): Pemerintah akan memprioritaskan pemanfaatan lahan yang sudah siap dan bersih secara administrasi. Kami juga akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mencari solusi terbaik jika lahan belum tersedia.
Kapan program ini akan dimulai di desa kami, Bu Dokter? (Pertanyaan dari Rudi Hartono)
dr. Kirana Larasati (Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan): Targetnya, program ini akan mulai berjalan secara bertahap pada tahun 2025. Kami akan terus memberikan update perkembangannya melalui berbagai kanal informasi.
Bagaimana dengan pelatihan tenaga kesehatan di desa, Pak Menteri? (Pertanyaan dari Sri Wahyuni)
Budi Gunadi Sadikin (Menteri Kesehatan): Pemerintah telah menyiapkan anggaran melalui DAK fisik dan nonfisik untuk pelatihan tenaga kesehatan di desa. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas layanan kesehatan yang diberikan.